SATUAN ACARA PENYULUHAN
NAPSA
Materi : Narkotika, Alkohol,
Psikotrpika, dan Zat Adiktif lainnya.
Hari, tanggal : Senin 21 Desember 2015
Waktu : 40 menit
Pengajar : Mahasiswa Prodi D III Keperawatan
Semester III
A. Latar Belakang
Narkotika,
Alkohol, Psikotropika, dan zat Adiktif (NAPZA) merupakan istilah yang sudah
tidak asing lagi ditelinga kita. NAPZA kerap disebut juga dengan istilah
narkoba yang merupakan kependekan dari narkotika, psikotropika dan bahan
brbahaya lain. Sebenarnya narkoba adalah senyawa-senyawa yang cukup banyak
diperlukan di dalam dunia kesehatan, industri dan rumah tangga. Sebagian besar
senyawa narkoba bersifat mempengaruhi kerja system otak. Oleh karena itu,
penggunaannya harus memenuhi aturan-aturan tertentu sebagaimana telah
ditetapkan didalam Undang-Undang kesehatan.
Sebagaimana
obat yang bekerja pada system saraf, pemakaian narkoba dapat menimbulkan
berbagai macam pengaruh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.
Pengaruh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Pengaruh yang
ringan, misalnya rasa mengantuk dan rasa santai. Pengaruh yang berat, misalnya
pingsan, mabuk, dan mengantuk dan bahkan mati. Oleh karena itu, narkoba tidak
bisa dikonsumsi seberangan tanpa sepengetahuan tenaga medis atau tenaga
kesehatan. (Ida Listyarini H, 2004).
Menghindari
dari NAPZA akan sangat bermanfaat sekali, karena zat tersebut akan merusak
seluruh tubuh sehingga menyebabkan tidak sehat.
. Selain itu juga akan menimbulkan penyakit jantung, kanker, dan
kemunduran mentalitas. Kerusakan susunan saraf juga merupakan dampak yang
ditimbulkan dari penyalahgunaaan napza ini.
Masalah
rokok dan Narkotik serta bahan berbahaya lainnya merupakan masalah yang sangat
komplek saat ini. Rokok merupakan salah satu
pemicu terjadinya masalah
penyalahgunaan narkotik dan bahan berbahaya tersebut. Mengingat rokok bisa
memicu terjadinya masalah penyalahgunaan napza, maka janganlah memulainya
apabila anda ingin sehat. Dampak lain yang banyak mengancam remaja Indonesia
adalah kehancuran masa depan mereka. Karena pengaruhnya pada susunan saraf,
sehingga secara tidak langsung mempengaruhi juga daya ingat dan intelektual.
Dari beberapa pernyataan diatas, kami tergerak hati
untuk membekali dan menambah pengetahuan
tentang napza beserta penjelasannya. Say No To Drug! Napza Enak Berujung
Maut.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Audience mampu memahami tentang narkotika, alkohol, psikotrpika, dan zat adiktif
lainnya..
2.
Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 40 menit audience mampu :
a.
Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
b. Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan
NAPZA.
c. Menyebutkan tanda dan gejala
ketergantungan obat.
d.
Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
e.
Menyebutkan cara pencegahan
penggunaan NAPZA
C. Sasaran
Remaja
D. Target
Peserta
remaja
E. Pengorganisasian.
Penyampai materi: Hendri
F. Strategi pelaksanaan
Dalam penyampaian materi penyuluhan
ini kami menggunakan media leaflet dan power point.
G. Kegiatan penyuluhan :
No
|
Waktu
|
Kegiatan
penyuluhan
|
Respon
|
Media
|
1.
|
Pembukaan
(3 menit)
|
v Memberi
salam
v Memperkenalkan
diri
v Menyampaikan
tujuan penyuluhan.
|
v Audien
Menjawab salam
v Audien
memahami maksud dan tujuan
|
|
2.
|
Pelaksanaan
(15menit)
|
v Penyampaian
materi
v Sesi
tanya jawab
|
v Mendengarkan
materi penyuluhan yang di sampaikan
v Audien
memperhatikan jalannya penyuluhan
v Audient
bertanya
|
v Power
point
v Leaflet
|
3.
|
Penutup
|
v Menyimpulkan
dan rencana tindak lanjut ke depan
|
v Audient
mampu menjawab pertanyaan yang di
ajukan
v Menjawab
salam
|
|
H. Metode
1. Ceramah.
2. Diskusi dan tanya jawab
I. Media
1. Leafleat.
2. Power Point
J. Materi
a.
Pengertian dan macam- macam NAPZA.
b.
Faktor Penyebab
Penyalahgunaan NAPZA.
c.
Tanda dan gejala ketergantungan obat.
d.
Bahaya penggunaan NAPZA.
e.
Cara pencegahan penggunaan NAPZA
K. Kriteria evaluasi
- Evaluasi struktur
·
Kesepakatan
pertemuan dengan pihak remaja dusun aik ampat dasan geres
gerung.
·
Kesiapan materi dari mahasiswa.
- Evaluasi proses.
·
Peserta
-
Remaja aik
ampat
-
pertemuan berjalan lancar.
-
peserta
yang hadir mengikuti kegiatan sampai selesai.
·
Mahasiswa
-
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
-
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab.
- Evaluasi hasil
Tes tertulis dan tes tidak tertulis (tanya
jawab) diakhir ceramah.
Daftar pertanyaan
1. Tanya :
Apakah yang dimaksud dengan NAPZA ?
Jawab : NAPZA adalah zat-zat
kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui
mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik)
sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
2. Tanya : Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ?
Jawab : Faktor keluarga, faktor kepribadian,
faktor kelompok, faktor kesempatan, dan
faktor lingkungan.
3. Tanya : Sebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat?
Jawab : Gejala atau tanda-tanda penyalahgunaan NAPZA.
Pembicaraan cadel, Gangguan koordinasi
motorik, Jalan sempoyongan, Muka menjadi merah, Banyak bicara, Sensitif
Perubahan perasaan, Orientasi waktu terganggu, Suka berkelahi dan Gangguan pemusatan perhatian.
4. Tanya : Sebutkan bahaya penggunaan NAPZA ?
Jawab :
a.
Fisik : sistim syaraf
pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung,
paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b.
Psikologis atau
kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh
diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak
kekerasan.
c.
Sosial
dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,
lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
d.
Hukum
Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat
mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan
hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.
5. Tanya : Sebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA dari diri sendiri
? Jawab : cara pencegahan
dari diri sendiri meliputi :
Ø
Jangan pernah mencoba
Ø
Bergaul dengan selektif
Ø
Jadi diri sendiri
Ø
Melakukan kegiatan yang positif
Ø
Pendirian yang teguh
Ø
Kenali lingkungan dengan benar
Ø
Kenali dengan benar informasi tentang Napza
Mendekatkan diri dengan Tuhan
(Narkotika, Alkohol, Psikotrpika, dan Zat Adiktif lainnya)
A. Pengertian
Napza
merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang
bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi,
makan, dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah menghayatinya selalu
muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir
batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan
maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan. ( www.Bali
Post.co.id, Nizar R. 2002 ).
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba
(Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( www.bkkbn.go.id
).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan
candu/kokaina atau turunannya dan padanannya - digunakan secara medis atau
disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung
etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang
mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu
di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi
: Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti
psikosis.
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan
(aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa
mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein
(kopi).
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh
manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun
intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan
mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan
pada sistem syaraf dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang
bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri
atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan
kimiawi.
B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap
kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA
dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam
perilaku ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja
dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan
NAPZA adalah :
Ø
Faktor Keluarga
Faktor orangtua
atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi penyalahgunaan napza
adalah orangtua yang:
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti
kemauan anak (permisif).
Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak,
Tidak sepaham dalam mendidik anak.
Keluarga
yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami ketergantungan NAPZA
Keluarga dengan manajemen keluarga
yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten
dijalankan oleh ayah dan ibu.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
Keluarga yang perfeksionis, yaitu
keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi
yang harus dicapai dalam banyak hal.
Keluarga yang neurosis, yaitu
keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas
dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
Ø
Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga
turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri
yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat,
dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar,
mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
Selain
itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh
terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri.
Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih
melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam
hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting
dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.
Sangat
wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai
bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak
mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan
sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan
NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran
keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.
Ø
Faktor Kelompok
Kelompok
teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau
orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok
dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua
orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan
dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang
lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik,
dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya.
Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan
norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
Ø
Faktor Kesempatan
Ketersediaan
NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu.
Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan
zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa
para penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk
sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan
berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan NAPZA di Indonesia.
Ø
Faktor lingkungan
Lingkungan
masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik seseorang, sifat
serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah gunaan obat
tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat-
obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.
C. Tanda dan gejala ketergantungan obat
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah
mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:
1.
Prestasi anak menurun tajam
2.
Kebiasaan berpakaian yang berubah drastis, dari yang
rapih menjadi buruk
3.
Perubahan tingkah laku yang tidak seperti
biasanya/semestinya
4.
Anak tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri
5.
Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar
serta cenderung apatis
6.
Tidak menuruti lagi disiplin rumah
7.
Mata sering merah dan nafsu makan berubah
8.
Berat badan menurun
9.
Gampang tersinggung
10. Anda
sering mencium bau aneh dikamarnya
11. Mulai ada insiden-insiden pencurian di
rumah atau di sekolah yang dilaporkan.
12. Dll.
D. Bahaya penggunaan NAPZA.
Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila
digunakan tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung
pada berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi
tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering
digunakan, bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama
obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai
faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan
faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara
fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf
pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti
jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ
tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia
normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.
NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.
NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna
obat biasanya tidak dapat hidup normal.
Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun psikologis pada
tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna
tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika orang dengan sadar
memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya berarti
memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja
dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan
obat dan sebuah penyakit kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit
luar biasa bila ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian
akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang
kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut
Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan
kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai
menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut
meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama "tingginya" (disebut
toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk
menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering
pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over dosis (takaran
melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak,
nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan
positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh.
Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman
sehingga pemakai merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang
sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang
mengakibatkan berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik,
psikologis maupun sosial.
a.
Fisik : sistim syaraf
pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung,
paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b.
Psikologis atau
kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh
diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak
kekerasan.
c.
Sosial
dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,
lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri
dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.
e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku
tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.
E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA
Penyembuhan
ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan, terapi
(pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan,
detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi (
pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang
disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.
2. Peranan Diri Sendiri
Ø
Jangan pernah mencoba
Ø
Bergaul dengan selektif
Ø
Jadi diri sendiri
Ø
Melakukan kegiatan yang positif
Ø
Pendirian yang teguh
Ø
Kenali lingkungan dengan benar
Ø
Kenali dengan benar informasi tentang Napza
Mendekatkan diri dengan Tuhan
Orang Tua
Peranan
Ø
Menciptakan keluarga yang harmonis
Ø
Menanamkan rasa
tanggung jawab dan percaya diri
Ø
Menciptakan komunikasi
secara terbuka dan harmonis
Ø
Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
Memperlakukan
anak secara adil
Ø
Gerakan kampanye anti Napza
Bekerjasama
dengan orang yang berpengaruh
Ø
Ø
UU tentang Narkotika dan Psikotropika
Ø
Pembentukan LSM
Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Meskipun kita harus
bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap menjaga
agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita, kita harus
selalu berani menolak ajakan yang :
·
Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil
mengisap ganja sampai malam).
·
Jelas merugikan atau
melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan obat/NAPZA).
·
Menakutkan atau mencurigakan
(misalnya menemui bandar NAPZA).
·
Menolak ajakan teman tidak
perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus
dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara
yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu
atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : "terima
kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka nongkrong", "terima
kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya",
"saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di rumah".
·
Bentengi
dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu.
Say No To Drug.
DAFTAR PUSTAKA
Listyarini
H. Ida, (2004). NARKOBA, Perlukah Mengenalnya?. Bandung: PT. Pakar Raya
Imran, (1999). Narkoba dan Remaja.
Penerbit: PKBI Bandung
www.google.com NAPZA
www.yahoo.com Obat-obatan terlarang
0 comments:
Post a Comment