MACAM-MACAM
KLIEN
DALAM ASUHAN
KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, izinkan penyusun menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1.
Agus Supinganto, S.kep.,Ners., M.kes
selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram.
2.
Baiq. Ricca Afrida, M.Keb, selaku
Ketua program studi jurusan D3 Kebidanan STIKES Yarsi Mataram
3.
Baiq. Riska Herliana, S.ST selaku
pembimbing mata kuliah komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan
Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh Karena itu penyusun mengharapkan segala
masukan baik berupa kritik maupun saran demi perbaikan makalah ini dengan suatu
harapan yang tinggi agar makalah ini menjadi suatu yang bermanfaat bagi semua
khususnya mahasiswi kebidanan.
Akhir kata penyusun mengucapkan
terimakasih. Dan semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini mendapat imbalan yang setimpal dari tuhan Yang MahaEsa.
Mataram, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3
Tujuan ................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1
Komunikasi
Pada Bayi Dan Balita .......................................................... 3
2.2
Komunikasi Pada Remaja ...................................................................... 5
2.3
Komunikasi Pada Calon Ibu ................................................................... 7
2.4
Komunikasi Pada Wanita Hamil ............................................................. 8
2.5
Komunikasi Pada Ibu Bersalin .............................................................. 10
2.6
Komunikasi Pada Ibu Nifas .................................................................. 11
2.7
Komunikasi Pada Menyusui ................................................................. 12
2.8
Komunikasi Pada Akseptor Keluarga
Berencana .................................. 13
2.9
Komunikasi Pada Wanita Klimakterium
Dan Menopause ...................... 14
2.10
Komunikasi Pada Wanita Dengan
Gangguan Reproduksi .................... 15
BAB III
PENUTUP ............................................................................................... 16
3.1
Kesimpulan .......................................................................................... 16
3.2
Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan
menjalankan seluruh kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial,
komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang dalam kehidupan sehari – hari
tidak lepas dari kegiatan interaksi, membangun relasi, dan transaksi sosial
dengan orang lain. Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antar personal,
komunikasi dalam kelompok, komunikasi
dalam organisasi dan publik, komunikasi massa.
Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam
asuhan kebidanan guna memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu. Sehingga dapat menimbulkan interaksi
antarpribadi yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk
penyampaian informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada akhirnya, kegiatan
komunikasi selalu mendasari suatu kegiatan termasuk pelayanan kebidanan. Selain
dengan komunikasi, bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase
kehidupan ini pada cara seseorang memandang masalah dan kesulitannya. Sehingga
bidan harus memahami macam – macam klien dalam asuhannya.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada bayi dan balita ?
2.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada remaja ?
3.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada calon ibu ?
4.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada wanita hamil (masa antenatal)?
5.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada ibu bersalin (masa natal)?
6.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada ibu nifas ?
7.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada ibu menyusui ?
8.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada akseptor keluarga berencana ?
9.
Bagaimana komunikasi kebidanan yang
diakukan pada wanita masa klimakterium dan menopause ?
10. Bagaimana
komunikasi kebidanan yang diakukan pada wanita dengan gangguan reproduksi ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada bayi dan balita.
2.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada remaja.
3.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada calon ibu.
4.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada wanita hamil (masa antenatal).
5.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada ibu bersalin (masa natal).
6.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada ibu nifas.
7.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada ibu menyusui.
8.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada akseptor keluarga berencana.
9.
Untuk mengetahui komunikasi yang
dilakukan pada wanita masa klimakterium dan menopause
10. Untuk
mengetahui komunikasi yang dilakukan pada wanita dengan gangguan reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan wewenang dan lingkup
pelayanan kebidanan, maka konseling dalam bidang kebidanan meliputi:
1.
Komunikasi pada bayi dan balita
2.
Komunikasi pada remaja
3.
Komunikasi pada calon ibu
4.
Komunikasi pada wanita hamil (masa
antenatal)
5.
Komunikasi pada ibu bersalin (masa
natal)
6.
Komunikasi pada ibu nifas
7.
Komunikasi pada ibu menyusui
8.
Komunikasi pada akseptor keluarga
berencana
9.
Komunikasi pada wanita masa
klimakterium dan menopause
10. Komunikasi
pada wanita dengan gangguan reproduksi
Komunikasi terapeutik memegang
peranan penting dalam membantu pasien memecahkan masalah yang dihadapi.
Komunikasi terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik adalah
1.
Membantu pasien memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran.
2.
Membantu mengambil tindakan yang
efektif untuk pasien.
3.
Membantu memengaruhi orang lain,
lingkungan fisik, dan diri sendiri.
Komunikasi terapeutik pada klien dalam asuhan
kebidanan:
2.1 Komunikasi Pada Bayi Dan
Balita
Komunikasi bayi dimulai sejak dia lahir ke dunia,
dimulai ketika bayi mulai menangis sampai bayi dapat bicara lancar, adapun
prosesnya dari bayi menangis sampai bisa berkata-kata belum dipahami secara
pasti.
a.
Fase prelinguistic (fase
sebelum bicara)
Suara
pertama yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangis sebagai reaksi terhadap perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Kebutuhan dikomunikasikan
lewat tangis sampai usia satu tahun, pada saat usia anak dua sampai tiga minggu
seharuanya orang tua sudah dapat membedakan tangis bayi. Biasanya bayi menangis
karena lapar, pantat basah, kesakitan atau minta perhatian. Untuk dapat
membedakan kita harus mengenali tangisan bayi:
1)
Tangis lapar biasanya bayi menangis
dengan suara mendatar dan meningkat sesuai kebutuhan.
2)
Tangis kesakitan, bayi mengeluarkan
teriakan yang mendadak karena bayi terkejut.
3)
Tangis tidak nyaman atau minta
perhatian bayi akan menangis yang berlangsung terus menerus.
b.
Kata Pertama.
Kata pertama
mungkin tidak disadari oleh orang tuanya karena anak banyak akal untuk mengerti
perlu mendengar apa yang dikatakan anak sehubungan dengan apa yang dikerjakan.
Missal: “mam” bisa berarti mama, bisa juga berarti makan. Tahap perkembangan
anak pada lingkup kata pertama, antara lain:
1)
Usia 10 – 12 bulan timbul pengertian
pasif dari bahasa.
Bayi memberi respon terhadap kata
yang familier misalnya ada yang menyebut ibu maka dia akan berusaha mencari
ibunya.
2)
Bicara sesungguhnya mulai usia 12 –
18 bulan.
Satu kata mengandung arti satu
kalimat, misal : mengatakan makan berarti saya mau makan.
3)
Menggunakan empat kata pada usia 15
bulan.
4)
Sepuluh kata pada usia delapan belas
bulan.
c.
Kalimat Pertama
Kalimat anak
seperti juga kata pertama, punya arti pribadi dan tidak ikut aturan tata bahasa,
misal anak bilang “makan” berarti “aku mau makan”. Jadi orang tua atau orang
disekitarnya harus tanggap terhadap kata-kata anak tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan kalimat pertama meliputi:
1)
Usia 2 tahun anak mulai menyusun
kata.
2)
Disebut periode permulaan
pembicaraan.
Download disini
0 comments:
Post a Comment