BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berbagai penyakit saluran pernafasaan khususnya ISPA (infeksi
saluran penafasaan akut) ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
mempunyai dampak luas di masyarakat dimana penyakit ISPA adalah penyakit yanag
mengkhawatirkan dan ditakuti oleh masyarkat karena dapat menyebabkan komplikasi
yanag berat, dan jika tidak segera ditolongi akan menyebabkan kematian pada
anak atau tidak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
anak (Depkes RI, 2007).
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting
karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1
dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya 40%-60% dari kunjungan di puskesmas adalah penyakit ISPA. Dari
seluruh kematian disebabkan oleh ISPA mencakup 20% -30% kemudian yang terbesar
umumnya adalah pneumonia dan pada bayi kurang dari 2 bulan (Benih, 2008).
World health organizarion (WHO) memeperkirakan insidens saluran infeksi saluran
pernafasaan akaut (ISPA) di Negara berekembang dengan anagka kematian balita di
atas 40 Per 100 kelhiran hidup adalah 15%-20% Pertahun pada golongan usia
baliat dan 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian
besar kematian tersebut terdapat di negara
berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian
dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (Asrun, 2009).
Menurut WHO tahun 2012, sebesar 78%
balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA, khususnya
pneumonia. ISPA lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara
maju dengan persentase masing-masing sebesar 25% - 30% dan 10% - 15%. Kematian
balita akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2.1 juta balita pada tahun 2004
(Fitri, 2012). India, Bangladesh, Indonesia, dan Myanmar merupakan negara
dengan kasus kematian balita akibat ISPA terbanyak (Usman, 2012).
Download disini
0 comments:
Post a Comment