Search This Blog

Powered by Blogger.

MANAJEMEN KEPERAWATAN



TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN
KEPEMIMPINAN, MOTIVASI & DELEGASI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadianpemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudka n hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dandipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gayakepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167). Motivasi merupakan sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah laku manusia (Kartono, 1994:17). Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan dan motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang bersifat materil saja (berbentukuang) akan tetapi motivasi karyawan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor akan keberhasilan pelaksanaan karyawan dalam bekerja, pengakuan akan keberhasilan dalam bekerja, tanggung jawab, dan pengembangan pegawai.
Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar bekerja dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka kinerja karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah. Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk dilakukan.
Motivasi juga menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan dengan hal yang dilakuka n untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan motivasi yang bersifat positif dan negatif yang dapat digunakan seorang pemimpin agar karyawan mau bekerja giat dan optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

1.2.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
1.      Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
2.      Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
3.      Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik ?
4.      Bagaimmana kepemimpinan dalam keperawatan  ?
5.      Apa saja ciri-cri pemimpin keperawatan yang baik ?

1.3.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1.      Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
2.      Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dalam keperawatan agar bisa menjadi pemimpin yang baik



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Definisi Kepemimpinan
Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai “suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (atau pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. Banyak definisi lain dari kepemimpinan. Dalam definisi ini tercakup istilah kepemimpinan, pengikut (anak buah), kelompok, proses dan tujuan. Ada yang menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang anggota kelompok mengilhami kelompok pemilih untuk bekerja sama mempergunakan fasilitas yang tepat untuk mencapai tujuan bersama. Mereka termotivasi melakukan ini dengan sukarela dan bekerja sama dengan semangat dan percaya diri dan dengan potensi yang terhebat.
Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya. Ia menyatakan sesorang yang berkuasa, tidak perlu menggunakan kepemimpinan. Lebih baik lagi, seorang dengan posisi dengan berkuasa, akan lebih efektif sebab dapat dikombinasikan antara kekuasaan dan kepemimpinan untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Merton menguraikan kepemimpinan yang efektif dapat memenuhi empat keadaan yaitu:
1.      Seseorang akan mengerti apabila menerima suatu komunikasi.
2.      Orang ini mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi.
3.      Orang ini percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai yang baik.
4.      Orang ini percaya bahwa hal itu sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.
Talbott mengatakan “kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital yang merubah sekelompok orang menjadi suatu organisai yang berfungsi dan berguna” temannya tampak selalu sama. “kepemimpinan adalah suatu proses yang menompang suatu kegiatan atas isiniatif seseorang. Bukan semata-mata hanya menunjukkan arah dan membiyarkan suatu terjadi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dari suatu tujuan dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari seluruh fasilitas yang diperlukan untuk mencapai hasil, dari penyesuaiyan dan nilai-nilai terhadap faktor lingkungan pada akhir dari tujuan yang dikehendaki nantinya.
Pada semua definisi ini, kepemimpinan dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang mencakup tiga demensi ­pimpinan, bawahan, dan situasi. Masing-masing dari dimensi tadi saling mempengaruhi misalnya, pencapaian tujuan tergantung bukan hanya karena sifat pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu keadaan.

2.2    Teori-Teori Kepemimpinan
1.      Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b.      Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja
c.       Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya



Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment