ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA ”Ny.H” DENGAN ANEMIA RINGAN TRIMESTER
III DI POSKESDES KEDIRI
PADA
TANGGAL 21 MARET 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian merupakan indikator keberhasilan sistem
pelayanan
kesehatan suatu negara.
Sedangkan
Angka Kematian
Ibu
(AKI) adalah
indikator dalam bidang obstetri. Sekitar 800 wanita meninggal setiap hari
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan (WHO,
2012).
Berdasarkan SDKI
2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu
kelahiran hidup. Data SDKI 2007, menjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia tertinggi Se- ASEAN. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa faktor
penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan
sebesar 42%, eklampsia/ preeklampsi sebesar 13%, abortus sebesar 11%, infeksi
sebesar 10 %, partus lama/ persalinan macet sebesar 9%, dan penyebab lain 15%.
Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat
dan terlalu. Ini semua terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan,
dan ekonomi. (SDKI, 2012).
Salah
satu penyebab AKI di Indonesia adalah
perdarahan. Perdarahan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu perdarahan
pada kehamilan muda, perdarahan
pada kehamilan
lanjut dan
persalinan serta perdarahan pasca persalinan. Sedangkan perdarahan pada kehamilan muda
disebabkan oleh abortus,
kehamilan ektopik, dan
kehamilan mola
hidatidosa, kehamilan
anembrionik (blighted ovum). Blighted ovum (BO) adalah suatu
keadaan hasil konsepsi yang tidak mengandung janin. Diperkirakan di seluruh dunia BO merupakan 60% dari
penyebab kasus
keguguran, BO dapat terdeteksi
dengan pemeriksaan USG dengan
usia
kehamilan 6-7 minggu. Di
Indonesia BO ditemukan
37% dari 100 kehamilan
(WHO, 2012).
Profil Dinas
Kesehatan Provinsi NTB menyebutkan jumlah kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak
117 kasus, sehingga dapat disimpulkan AKI di Provinsi NTB mengalami peningkatan
dari tahun 2013 sebanyak 114 kasus. Tingginya AKI di NTB dipengaruhi oleh
faktor kesehatan maupun di luar kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,
dan nifas. (DIKES NTB, 2014).
Berdasarkan data
laporan PONED yang diperoleh di
Poskesdes Kediri terdapat 56
kasus anemia pada ibu hamil dari bulan Januari-April
tahun 2016.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Asuhan Kebidanan Patologi pada “Ny.H” dengan Anemia Ringan
Trimester III di Poskesdes Kediri”
1.2 Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk lebih memahami asuhan kebidanan pada kasus anemia
dalam kehamilan sehingga dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang tepat.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan anemia ringan
b.
Mahasiswa mampu menentukan Interprestasi data pada ibu hamil dengan
anemia ringan.
c.
Mahasiswa
mampu menentukan
diagnosa potensial pada
ibu
hamil dengan anemia ringan.
d.
Mahasiswa mampu melakukan antisipasi terhadap komplikasi yang akan
terjadi pada ibu hamil dengan anemia ringan.
e.
Mahasiswa
mampu membuat perencanaan tindakan pada
ibu hamil dengan anemia ringan.
f.
Mahasiswa
mampu melakukan
rencana
tindakan yang
telah
disusun kepada ibu hamil dengan anemia ringan.
g.
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia ringan.
1.3 Manfaat praktis
1.
Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman secara nyata dan sebagai perbandingan teori dan praktek dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan
anemia.
2.
Bagi Tenaga
kesehatan
Sebagai bahan masukan
dan
evaluasi
bagi
tenaga kesehatan
agar mampu
memberikan pelayanan kesehatan lebih baik bagi masyarakat terutama dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia.
3.
Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat
memberikan masukan dalam sistem pendidikan terutama untuk materi
perkuliahan dan memberikan informasi bagi mahasiswa
selanjutnya dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia.
1.4 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tantang asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1
Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba, 1998). Masa
kehamilan adalah dimulai dari timbulnya ovulasi dimana lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu) dan tidak boleh lebih dari 300 atau 43 minggu
(Wiknjosastro, 2009).
Kehamilan adalah masa atau waktu dari mulainya konsepsi sampai lahirnya
janin dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan, dimana lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 hari atau 9 bulan 7 hari) dihitung sejak hari pertama haid berakhir (Saifuddin, 2002).
2.1.2
Etiologi
Kehamilan dimulai setelah
terjadinya fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoon yang secara nominal terjadi di tuba fallopi setelah
ovulasi dan 6 hari kemudian blastokista mulai menanamkan diri dalam endometrium
uterus (Cunningham, 1995).
Kehamilan terjadi kalau ada
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermaztoon)
yang dilanjutkan dengan proses nidasi dan plasentasi (Mochtar, 1998).
2.1.3
Fisiologi
Tiap bulan seorang wanita
melepaskan 1 sampai 2 sel telur dari indung telur yang ditangkap oleh fimbriae kemudian masuk ke dalam saluran
telur. Pada saat persetubuhan, semen ditumpahkan ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak masuk ke dalam rongga rahim menuju saluran telur.
Pembuahan terjadi di tuba fallopi.
Hanya sebuah sperma yang memiliki kapasitas atau
kemampuan untuk membuahi. Pada sperma itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA
di nukleusnya dan kaputnya lebih mudah tembus zona pellusida yang melingkari ovum karena mengandung enzim Hialuronidase. Sesudah itu zona pellusida sebera berubah dan mempunyai
sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh sperma yang lain.
Ovum yang telah dibuahi segera membelah
diri sambil bergerak menuju rongga rahim kemudian melekat pada mukosa rahim
untuk selanjutnya bersarang disini dan disebut nidasi. (Prawirohardjo,2002)
Sesudah pembelahan maka ovum
mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom x, spermatozoon memiliki 22 kromosom otosom dengan 1 kromosom x atau
1 kromosom y. Zigot hasil pembuahan
memiliki 44 kromosom serta 2 kromosom x akan tumbuh menjadi janin
laki-laki. (Prawirohardjo,2002)
Beberapa jam setelah pembuahan
terjadi zigot akan membelah diri dalam waktu 3 hari menjadi kelompok yang sama
besarnya. Hasil konsepsi ini berada
dalam stadium Morulla. Di dalam kavum
uteri hasil konsepsi mencapai tingkat stadium Blastula.
Saat nidasi kadang-kadang terjadi perdarahan desidua
yang disebut tanda HARTMANN. Jika
nidasi ini terjadi barulah adanya tanda kehamilan.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri diseubt desidua Kapsularis. Sementara yang
terletak antara hasil konsepsi dengan dinding uterus disebut desidua Basalis dimana plasenta akan dibentuk.Desidua
yang meliputi dinding uterus yang lain disebut desidua Parietalis. (Prawirohardjo,2002).
Hasil konsepsi diselubungi oleh jonjot-jonjot disebut Villi Koreelis dan berpangkal pada korion.
Setelah nidasi akan terjadi defrisiasi sel bastula. Sel-sel
yang lebih kecil dekat eksosellom membentuk
entoderm dan volk sak sedangkan sel-sel yang lebih besar terjadi entoderm dan membentuk ruang amnion dan
antara volk sak dan ruang amnion
terdapat Embironale plate.
Sel-sel trofoblast mesodermal tumbuh sekitar embrio dan
melapisi sebagian dalam
trofoblast. Terbentuk korionik membran yang kelak menjadi korionik.
Trofoblast menghasilkan hormon human chorionik gonadotropin
yang mempengaruhi korpus luteum untuk
tumbuh terus dan menghasilkan progesterone sampai plasenta cukup membuat progesterone sendiri. Hormon ini dapat
ditemukan dalam air kencing wanita hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dalam embrionale plate yang selanjutnya terdiri atas 3 lapisan sel yaitu
sel-sel ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Sementara ruang amnion tumbuh
dengan cepat mendesak eksoselom akhirnya
dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas
antara ruang amnion dan embrio menjadi padat dinamakan body stalk.
Tali pusat sendiri berasl dari body
stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk.
Plasenta terbentuk lengkap kehamilan ± 16 minggu. Dimana fungsi plasenta mengusahakan janin tumbuh dengan baik.
Dimana ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan
amnion dan korion terdapat likkuar amnii
(air ketuban). Air ketuban diketahui berasal dari mana.
Pada kehamilan 8-10
minggu pembuluh darah janin mulai terbentuk. Umumnya denyut jantung janin dapat
dicatat pada minggu ke 12. Pada minggu ke 16 sistem muskuloskletual sudah
matang dan mulai minggu ke 28 janin bisa bernapas. Minggu ke 32 janin mulai
menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Dan pada minggu ke 38 seluruh uterus
terisi oleh bayi (Wiknjosastro, 2009).
2.1.4
Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Ibu
Hamil
1.
Trimester Pertama
Perubahan Fisiologi
a. Perdarahan sedikit/spooting sekitar 11
hari setelah konsepsi (perdarahan implantasi).
b.
Nyeri dan pembesaran payudara.
c.
Kelelahan yang sangat.
d. Sering kencing karena uterus membesar dan
menekan kantung kemih.
e. Mual muntah dimulai pada kehamilan 8
minggu dan berakhir pada kehamilan 12 minggu.
f. Pertumbuhan janin di atas simpisis pubis
bisa dirasakan mulai umur kehamilan 12 minggu.
g. Tanda hegar
dan goodell muncul pada
kehamilan 8 minggu.
h. Tanda Chardwick
timbul pada kehamilan 12 minggu.
i.
Leukorrhoea meningkat akibat pengaruh estrogen.
j.
Mengalami
kenaikan BB 1-2 kg selama trimester 1.
Perubahan
Psikologis (Wiknjosastro, 2009).
Pada beberapa wanita reaksi
psikologis dan emosional pertama terhadap kehamilan dan segala akibatnya berupa
kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan perasaan panik. Dalam alam pikiran
kehamilan merupakan ancaman, gawat, menakutkan, dan membahayakan bagi mereka.
Mereka tidak hanya menolak kehamilan, akan tetapi berusaha pula untuk
menggugurkannya. Bahkan kadang-kadang mencoba bunuh diri.
Selengkapnya Download disini
0 comments:
Post a Comment