MAKALAH
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
“PERAWATAN LUKA OPERASI,
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN RASA NYAMAN, DAN KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan hidayahNya makalah
kami yang membahas tentang “Perawatan Luka Operasi, Kebutuhan Psikososial dan
Rasa Nyaman, dan Kebutuhan Mekanika Tubuh” ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta bimbingan
dari berbagai pihak, maka dari itu izinkan kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut serta membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan segala masukan berupa kritik maupun saran demi perbaikan makalah ini
dan penyusunan makalah-makalah berikutnya.
Akhir kata dengan suatu harapan yang tinggi, semoga makalah ini menjadi suatu
yang bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswi kebidanan.
Mataram, Agustus 2016
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
A. PERAWATAN LUKA OPERASI ............................................................... 1
1.
Ganti Balutan .............................................................................................. 1
2.
Angka Jahitan ............................................................................................. 5
B. KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN
RASA NYAMAN .......................... 7
1.
Hak-Hak Klien ............................................................................................ 7
2.
Kebutuhan
Rasa Aman dan Nyaman .......................................................... 9
3.
Manajemen Nyeri ........................................................................................ 9
C. KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH ...................................................... 13
1.
Mekanika Tubuh ....................................................................................... 13
2.
Ambulasi ................................................................................................... 17
3.
Mobilisasi .................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
PERAWATAN LUKA OPERASI, KEBUTUHAN
PSIKOSOSIAL DAN RASA NYAMAN, DAN KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH
A.
Perawatan Luka Operasi
Perawatan
luka merupakan tindakan untuk merawat luka dengan tujuan meningkatkan proses
penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi. Perawatan luka operasi adalah Perawatan
luka yang dilakukan pada pasien post operasi dengan tujuan mencegah infeksi dan merasa aman.
1.
Ganti Balutan
a. Pengertian Mengganti Balutan
Melakukan
perawatan pada luka dengan cara mamantau keadaan luka, melakukan penggatian
balutan (ganti verban) dan mencegah terjadinya infeksi,yiatu dengan cara
mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.
b. Tujuan
1) Meningkatkan penyembuhan luka
dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga kebersiha luka
2) Melindungi luka dari
kontaminasi
3) Dapat menolong hemostatis
(bila menggunakan elastis verband)
4) Membantu menutupnya tepi luka
secara sempurna
5) Menurunkan pergerakan dan
trauma
6) Menutupi keadaan luka yang
tidak menyenangkan
c. Indikasi
Pada balutan yang
sudah kotor
d. Kontra Indikasi
1) Pembalut dapat menimbulkan
situasi gelap, hangat dan lembab sehingga mikroorganisme dapat hidup
2) Pembalut dapat menyebabkan
iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan pembalut.
e.
Bahan
yang Digunakan dalam Perawatan Luka
1)
Sodium
Klorida 0,9 %
Sodium klorida
adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena antikseptik ini
tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline aman
digunakan muntuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida
atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini
tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia
dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini
adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk antiseptik ini sodium
klorida disebut juga normal saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan
larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan
dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka
menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga antiseptik lebih
murah
2) Larutan povodine-iodine
Iodine adalah
element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang dikombinasi dengan
bahan lain, walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna hitam
kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit di
air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam antiseptik dan larutan sodium
iodide encer. Iodide antiseptik dan solution keduanya aktif melawan spora
tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan.
3) Larutan iodium anorganik
Larutan ini akan
melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput antiseptik,
sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri. Bahan ini agak iritan
dan antiseptik serta meninggalkan residu (Sodikin, 2002). Studi menunjukan
bahwa antiseptic seperti povodine iodine toxic terhadap sel (Thompson. J,
2000). Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas pada kulit.
Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup
dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri
pada sisi luka.
4)
Larutan
Alkohol
Luka insisi
dibersihkan dengan alkohol dan larutan suci hama (larutan betadine dan
sebagainya), lalu ditutup dengan kain penutup luka, secara penodik pembalut
luka diganti dan luka dibersihkan. Dibuat pula catatan kapan benang / orave
kapan dicabut atau dilonggarkan. Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum
atau dibawah luka terdapat eksudat.
f. Persiapan Alat
1)
Alat-alat
steril
a)
Pinset
anatomis 1 buah
b)
Pinset
sirugis 1 buah
c)
Gunting
bedah/jaringan 1 buah
d)
Kassa
kering dalam kom tertutup secukupnya
e)
Kassa
desinfektan dalam kom tertutup
f)
Sarung
tangan 1 pasang
g)
Korentang/forcep
2)
Alat-alat
tidak steril
a) Gunting verban 1 buah
b) Plester
c) Pengalas
d) Kom kecil 2 buah (bila
dibutuhkan)
e) Nierbeken 2 buah
f) Kapas alkohol
g) Aceton/bensin
h) Sabun cair anti septik
i)
NaCl
9 %
j)
Cairan
antiseptic (bila dibutuhkan)
k) Sarung tangan 1 pasang
l)
Masker
m) Air hangat (bila dibutuhkan)
n) Kantong plastik/baskom untuk
tempat sampah
g.
Pelaksanaan
1)
Jelaskan
kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2)
Dekatkan
alat-alat ke pasien
3)
Pasang
sampiran
4)
Perawat
cuci tangan
5)
Pasang
masker dan sarung tangan yang tidak steril
6)
Atur
posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7)
Letakkan
pengalas dibawah area luka
8)
Letakkan
nierbeken didekat pasien
9)
Buka
balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset
anatomi, buang balutan bekas kedalam nierbeken.
10) Jika menggunakan plester
lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya,
setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan.
(Bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/
bensin)
11) Bila balutan melekat pada
jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan dengan berlahan
12) Letakkan balutan kotor ke
neirbeken lalu buang ke kantong plastik, hindari kontaminasi dengan permukaan
luar wadah
13) Kaji lokasi, tipe, jumlah
jahitan atau bau dari luka
14) Membuka set balutan steril
dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik
aseptic
15) Buka sarung tangan ganti
dengan sarung tangan steril
16) Membersihkan luka dengan
sabun anti septic atau NaCl 9%
17) Memberikan obat atau
antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
18) Menutup luka dengan cara:
a) Balutan kering
- Lapisan pertama kassa kering
steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit
- Lapisan kedua adalah kassa
kering steril yang dapat menyerap
- Lapisan ketiga kassa steril
yang tebal pada bagian luar
b) Balutan basah – kering
- Lapisan pertama kassa steril
yang telah diberi dengan cairan fisiologik untuk menutupi area luka
- Lapisan kedua kasa steril
yang lebab yang sifatnya menyerap
- Lapisan ketiga kassa steril
yang tebal pada bagian luar
c) Balutan basah – basah
-
Lapisan
pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan fisiologik untuk menutupi
luka
-
Lapisan
kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
-
Lapisan
ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan cairan
fisiologik
19) Plester dengan rapi
20) Buka sarung tangan dan
masukan ke dalam nierbeken
21) Lepaskan masker
22) Atur dan rapikan posisi
pasien
23) Buka sampiran
24) Evaluasi keadaan umum pasien
25) Rapikan peralatan dan
kembalikan ke tempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi
26) Cuci tangan
27) Dokumentasikan tindakan dalam
catatan keperawatan
2.
Angkat jahitan
a. Pengertian
Mengangkat
atau membuka benang jahitan pada luka yang dijahit atau suatu tindakan
melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan
penyembuhan luka yang terjadi). Gunanya
untuk menjegah timbulnya infeksi dan tertinggalnya benang.
Download disini
0 comments:
Post a Comment