Search This Blog

Powered by Blogger.

LAPORAN ASKEB BAYI



LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
PADA BAYI NY.”F” DI JEMPONG TIMUR
TANGGAL 21 JANUARI 2016


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................. 3
DAFTAR ISI................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 5
1.1. Latar belakang.......................................................................................... 5
1.2. Tujuan ...................................................................................................... 6
1.3. Manfaat.................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................ 8
2.1  Konsep Dasar  Keluarga............................................................................ 8
2.2  Konsep Tubuh Kembang.......................................................................... 11
2.3  Kuisioner Pra Skrining Perkembangan..................................................... 27
2.4  Pengertian ASI......................................................................................... 29
2.5  Kebutuhan Gizi Balita.............................................................................. 32
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 43
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 46
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2. Saran   ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                 Kematian bayi setiap tahun terjadi sekitar 3,7 juta dalam 4 minggu pertama kehidupan. Kejadian tersebut sebagian besar terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia dan sebagian besar mati di rumah. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan bahwa angka kematian bayi sebesar 34/1.000 kelahiran hidup, tidak menurun secara berarti dari tahun 2003, 2/3 di antaranya adalah kematian neonatus, yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya (Badan Pusat Statistik and Macro International, 2007).
                 Di Indonesia, menurut RISKESDAS tahun 2010, penyebab kematian neonatal pada usia 0-6 hari meliputi gangguan pernafasan sebesar 37%, prematuritas 34%, sepsis 12%, hipotermi 7%, kelainan darah/ikterus 6%, postmatur 3% dan 1% kelainan kongenital. Penyebab kematian neonatal usia 7-28 hari adalah sepsis sebesar 20,5%, kelainan kongenital 19%, pneumonia 17%, respiratory distress syndrome/RDS 14%, prematuritas 14%, ikterus 3%, cedera lahir 3%, tetanus 3%, defisiensi nutrisi 3% dan suddenly infant death syndrome/SIDS sebanyak 3%.  Penyebab kematian pada bayi usia 29 hari-1 tahun ialah diare sebesar 42%, pneumonia 24%, meningitis/ensefalitis 9%, kelainan saluran cerna 7%, kelainan jantung kongenital dan hidrosefalus 6%, sepsis 4%, tetanus 3% dan oleh penyebab lainnya sebanyak 5% (Departemen  Kesehatan, 2008).
                 Di Provinsi NTB, sebagian besar kematian neonatal (0-28 hari) pada tahun 2009 disebabkan oleh BBLR 48,30%, Asfiksia 19,54%, cacat bawan 12,01%, infeksi 4,49%, tetanus neotorum 0,49% dan penyebab lain-lain sebanyak 15,17%. Sedangkan penyebab kematian bayi pada tahun 2009 diantaranya ISPA 65,05%, lain-lain 18,37%, diare/disentry 9,44%, infeksi 3,83%, gizi buruk 2,55%, demam berdarah 0,51%,campak 0,25%. (Rekapitulasi PWS Provinsi NTB, Tahun 2009).
                 Upaya pencegahan yang dilakukan untuk menurunkan kematian bayi dan balita adalah dengan memberikan akses pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin melalui Jamkesmas. Akses ini meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kebidanan dasar, pelayanan perbaikan gizi, revitalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu), pemberantasan penyakit menular dan revitalisasi kewaspadaan pangan dan gizi. Agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan, kegiatan program kesehatan difokuskan pada peningkatan penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA), kunjungan/perawatan neonatus, penanganan komplikasi neonatal, kunjungan/perawatan bayi, pemantauan perkembangan balita, penanganan balita sakit dengan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) (Depkes, 2010 ).
1.2  Tujuan
1        Tujuan Umum
     Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan Keluarga dengan pendekatan menggunakan 7 langkah varney.
2        Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakanya pemeriksaan terhadap neonatus, diharapkan:
1.   Mahasiswa mampu melaksankan pengkajian data.
2.   Mahasiswa mampu menginterpretasi data dasar.
3.   Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial.
4.   Mahasiswa mampu mengantisipasi kebutuhan segera.
5.   Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi kebidanan.
6.   Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi kebidanan.
7.   Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan.
1.3  Manfaat
1.      Teoritis
Bagi perkembangan ilmu kebidanan
      Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan Keluarga serta referensi mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.



2.      Praktis
1)   Bagi Institusi Pendidikan
a.       Dapat menjadi acuan dalam melakukan berikutnya.
b.      Dapat dijadikan sebagai motivasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan pendidikan menjadi lebih maksimal atau lebih baik.
2)    Bagi Mahasiswa
a.       Dapat dijadikan sebagai lahan pembelajaran dalam melakukan pengkajian selanjutnya.
b.      Dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di kampus.
3)    Bagi pasien
   Dapat lebih mengetahui dan lebih paham akan status kesehatanya dalam keluarga terutama perkembangan dan pertumbuhan anaknya.





























BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Konsep Dasar  Keluarga
2.1.1        Definisi
1.      Ali (2010), menurut Departemen Kesehatan RI keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
2.      Ali (2010) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3.      Sudiharto (2007), menurut BKKBN keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
2.1.2        Bentuk Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2.      Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3.      Keluarga Besar ( extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4.      Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5.      Keluarga duda atau janda ( single family ), keluarga yang terjadi karena perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
6.      Keluarga komposit ( composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
7.      Keluarga kohabitasis ( Cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
8.      Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
9.      Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama.



2.1.3        Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:
1.      Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat kegotongroyongan.
2.      Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
3.      Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
4.      Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan—keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
2.1.4        Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling menerima dan mendukung
2.      Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan social
3.      Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia
4.      Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan
5.      Fungsi perawatan kesehatan, adalah kekampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

Tugas-tugas keluarga dalam pamaliharaan kesehatan menurut Friedman  (2010 )adalah:
1.      Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2.      Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3.      Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4.      Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5.      Mempertahankan hubunga timbal balik antara anggota keluarga dan fasilitas kesehatan
2.2  Konsep Tubuh Kembang
2.2.1        Pengertian pertumbuhan
a.        Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, kilogram, pound ), ukuran panjang, umum tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh ). ( Sutjiningsih, 2005 )
b.       Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel pada semua sistem organ tubuh. (Vivian, 2010)
c.        Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis.(Mansur, 2009) 
2.2.2        Pengertian perkembangan
a.      Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. ( Sutjiningsih, 2005 )
b.      Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh.(Vivian, 2010)
c.       Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.(Pemkot Malang Dinkes, 2007)
Perkembangan adalah proses menuju ke tingkat pematangan atau kedewasaan yang berlangsung sistematis, progresif dan berkesinambungan (Mansur, 2009) .
1)      Sistematis : Saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2)      Progresif : Perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik psikis maupun fisik.
3)      Berkesinambungan : Perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan/ berurutan.
2.2.3        Ciri-ciri Perkembangan Secara Umum
a.       Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis. (Vivian, 2010)
1)            Aspek fisik    : Perubahan tinggi dan berat badan.
2)            Aspek psikis  : Bertambahnya pebendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat dan berkreatif.
b.      Terjadinya perubahan dalam proporasi (Vivian, 2010)
1)            Aspek fisik : Proporasi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangan.
2)            Aspek psikis : Perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas.
c.       Lenyapnya tanda-tanda lama (Vivian, 2010)
1)            Tanda fisik : Lenyapnya kelenjar tymus, rambut halus dan gigi susu.
2)            Tanda psikis : Lenyapnya masa-masa mengoceh dan merangkak.
d.      Diperoleh tanda-tanda baru(Vivian, 2010)
1)            Tanda fisik : Perubahan gigi dan status sex.
2)            Tanda psikis : Perkembangan rasa ingin tahu

2.2.4        Prinsip Tumbuh Kembang
Prinsip tumbuh kembang menurut Sutjiningsih (2005) yaitu:
a.        Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
Manusia terus berkembang yang dipengaruhi pengalaman belajar semasa hidupnya. Perkembangan berlangsung terus sejak konsepsi sampai mencapai kematangan.
b.       Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
Jika anak terganggu pertumbuhan fisiknya maka perkembangn aspek lain juga terganggu.
c.        Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.
Setiap tahapan perkembangan merupakan hasil dari tahap sebelumnya dan merupakan syarat perkembangan selanjutnya.
d.       Perkembamgan terjadi pada tempo berlainan.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan dalam waktu yang berbeda :
1)       Otak mencapai bentuk ukuran sempurna pada umur 6-8 tahun.
2)       Tangan, kaki dan hidung mencapai kematangan maksimal pada masa remaja.
e.        Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
1)        Sampai usia 2 tahun anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, gerak-gerik fisik dan belajar bicara.
2)        Pada usia 3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial.
f.        Setiap individu normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan.
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan yaitu : bayi,  kanak-kanak, remaja dan dewasa.






Selengkapnya Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment