Search This Blog

Powered by Blogger.

GANGGUAN PERNAFASAN PADA BAYI


TUGAS
GANGGUAN PERNAFASAN PADA BAYI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dengan kejadian banyak angka kematian bayi akibat gangguan nafas yang dialami bayi di Indonesia sangat banyak sekali terjadi gangguan nafas pada bayi ini bias terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu obstruksi jalan nafas oleh lender atau susu ,gangguan saraf pusat , gangguan metabolic , dan imunitas pusat pernafasan ,dan masih banyak lagi penyebab gangguan nafas . Kematian bayi akibat gangguan nafas masih belum mendapatkan perawatan yang eksklusif yang pelayanan kesehatannya berada di pedesaan atau pelosok , dikarenakan fasilitas dan tenaga kesehatan yang kurang sehingga mengakibatkan kematian janin yang meningkat .
Gangguan nafas ini prognosisnya dalam jangka panjang untuk semua bayi, beberapa penyelidik lain melaporkan bahwa dengan perawatan yang baik (perawatan intensif) bayi yang hidup masih mempunyai kepandaian dan keadaan neurologis yang sama di bandingkan dengan bayi yang lahir secara premature dan normal kelaian pada paru dan saraf mungkin disebabkan karena penyakitnya sendiri yang berat atau kurang sempurnanya perawatan diantaranya karena pemberian O2 tinggi secara terus-menerus. Pada bayi premature serangan gangguan nafas dapat terjadi apabila bayi tersebut terkena serangan apnu yang abnormal lebih dari 20 detik serta di sertai adanya sianosis dan brakikardi

1.2.Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Gangguan Pernafasan Pada Bayi
2.      Untuk mengetahui penyebab gangguan pernafasan pada bayi
3.      Untuk mengetahui cara pencegahan gangguan pernafasan pada bayi
4.      Untuk mengetahui cara pengobatan gangguan pernafasan pada bayi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Gangguan Pernapasan
Gangguan napas pada bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan nafas.
Kegawatan pernafasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Dimana apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernafasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

2.2.Tanda dan Gejala
Gangguan napas merupakan sindroma klinis yang terdiri dari kumpulan gejala sebagai berikut: Frekuensi napas bayi >60 kali permenit atau frekuensi napas bayi <40 kali permenit dan mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan gangguan napas sebagai berikut:
1.      Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir)
2.      Tarikan dinding dada
3.      Merintih
4.      Bayi apnea (napas berhenti >20 detik).

2.3.Anamnesis
1.      Waktu timbulnya gangguan napas
2.      Usia kehamilan
3.      Pengobatan steroid antenatal
4.      Factor predisposisi: ketuban pecah dini (KPD), demam pada ibu sebelum  persalinan
5.      Riwayat asfiksia dan persalinan dengan tindakan
6.      Riwayat aspirasi
2.4.Klasifikasi
Frekuensi Napas

Gejala Tambahan Gangguan Napas
Klasifikasi
>60 x/menit


Atau >90 x/menit

Atau <30 x/menit
DENGAN


DENGAN


DENGAN atau TANPA
Sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi
Sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi
Gejala lain dari gangguan napas
Gangguan napas berat


60-90 x/menit



Atau >90 x/menit
DENGAN

tetapi TANPA
TANPA
Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi
Sianosis sentral

Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral
Gangguan napas sedang
60-90 x/menit
TANPA
Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral
Gangguan napas ringan
60-90 x/menit
DENGAN
tetapi
TANPA
Sianosis sentral
Tarikan dinding dada atau merintih
Kelainan jantung kongenital

2.5.Penanganan Di Masyarakat (Manajemen Umum)
1.      Pasang jalur infuse intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi, berikan infuse Dextrose 10%
2.      Pantau selalu TTV
3.      Jaga potensi jalur napas
4.      Berikan O2 (2-3 liter/menit dengan kateter langsung)
5.      Jika bayi mengalami apnea:
6.      Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
7.      Lakukan penilaian lanjut
8.      Bila terjadi kejang, hentikan kejang
9.      Segera periksa kadar glukosa darah (bila fasilitas tersedia)
10.  Pemberian nutrisi adekuat (ASI)



Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment