Search This Blog

Powered by Blogger.

LAPORAN ASKEB ABORTUS INKOMPLIT



DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG BERSALIN
DI RUMAH SAKIT P3 GERUNG



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kematian maternal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus menjadi perhatian masyarakat dunia.World Health Organization (WHO) memperkirakan 565.000 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal setiap menit (WHO,2004).
Memasuki abad ke dua puluh satu, 189 negara menyerukan Millennium Declaration dan menyepakati Millennium Development Goals.Salah satu Tujuan Pembangunan Millennium (MDG) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal.Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian tujuan tersebut.Dengan demikian, akses dan kualitas pelayanan; memerangi kemiskinan; pendidikan dan pemberdayaan perempuan atau perimbangan gender menjadi persoalan penting untuk dikelola dan diwujudkan. Millennium Declaration menempatkan kematian maternal sebagai prioritas utama yang harus ditanggulangi melalui upaya sistematik dan tindakan yang nyata untuk meminimalisasi risiko kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu atau kaum perempuan (George Adriaansz, 2005)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia. AKI Indonesia tahun 2007 adalah 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Dengan perhitungan ini, diperkirakan setiap jam dua orang perempuan mengalami kematian karena hamil atau melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil atau persalinan. AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi. Bahkan target dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan AKI di Indonesia sebanyak 75 persen pada 2015. Dengan demikian, ditargetkan penurunan hingga 102/100.000 kelahiran hidup pada 2015.

Hasil SDKI 2009 menunjukan bahwa secara nasional AKI di indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB untuk Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup. Disebutkan juga Angka kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI untuk propinsi NTB adalah 72/1000 kelahiran hidup dan Angka 1
Dengan memperhatikan Angka Kematian Ibu ini dapat dikemukakan bahwa sebagian besar terjadi pada saat pertolongan persalinan dan masih dapat dicegah.Bidan memegang peranan penting untuk meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan bermutu di masyarakat.
Sedangkan pada neonatal penyebab tidak langsung kematian neonatal dan bayi adalah kondisi kesehatan ibu saat hamil/ibu saat menyususi, prilaku keluarga dan masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan/pendidikan, sosial budaya dan ekonomi (Depkes R1, 2009).
Faktor dasar yang mempengaruhi tingginya AKI adalah status ibu, tingkat pendidikan,  pekerjaan, kemandirian sosial, status keluarga kaitannya dalam operan gender dan tingkat ekonomi rendah, serta status kesehatan lingkungan. Tingginya AKI dan AKB di Provinsi NTB saat ini sangat dipengaruhi oleh:
1.      Persalinan masih ada yang ditolong oleh dukun  dan dilakukan diluar fasilitas pelayanan kesehatan
2.      Maternal dan Neonatal resiko tinggi merupakan penyumbang terbanyak kematian ibu dan anak
(Kemenkes RI,2009)
Selanjutnya kompetensi dan keterampilan dari bidan-bidan dalam memberikan asuhan yang tepat pada saat Persalinan juga turut andil dalam mengurangi angka kematian Ibu. Manajeman dan asuhan yang tepat dapat memberikan hasil yang maksimal bagi derajat kesehatan ibu dan bayi. Dengan demikian bagi para calon bidan perlu adanya persiapan dan latihan yang maksimal dalam memberikan asuhan pada persalinan.
Alasan – alasan tersebutlah yang medorong saya sehingga tertarik mengangkat judul kasus yaitu ”Asuhan Kebidanan pada Ny ”K” dengan Abortus Incomplit  tanggal 22 Januari 2012”.
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan persalinan normal dengan pendekatan manajemen kebidananan 7 langkah Varney.
2.      Tujuan khusus
1.      Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subyektif dan obyektif pada Ny “K”
2.      Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa kebidanan pada Ny”K”
3.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial Ny”K”
4.      Mahasiswa dapat mengantisipasi terhadap tindakan segera pada Ny”K”
5.      Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnose pada Ny”K”
6.      Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan pada Ny”K”
7.      Mahasiwa dapat melaksanakan tindakan dan evaluasi pada Ny”K”

C.    MANFAAT
  1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam  memberikan asuhan kebidanan pada persalinan patologi menurut 7 langkah Varney di RSUD P3 Gerung.
  1. Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukanbagi institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah–masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga dapat mempertahankan pelayanan yang telah di berikan.
  1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi tambahan referensi bagi institusi pendidikan yang berguna untuk penyusunan laporan – laporan selanjutnya.
  1. Bagi Pasien
Diharapkan bagi pasien atau khususnya ibu untuk dapat menerapkan ilmu yang diberikan padanya untuk kesehatannya dan kesehatan bayinya.


























BAB II
TINJAUAN TEORI
1.      Definisi Abortus
a. Proses pengakhiran hasil konsepsi dengan cara apapun sebelum berumur 20 minggu atau beratnya kurang dari 500gram (winjosastro,2009).
b.Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu (winjosastro,2009).
c. Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat diluar    kandungan (winjosastro,2009).
dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus.
1)   EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus sebelum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
2)   JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu,yaitu fetus belum viable by law.
3)   HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum 16 minggu.dimana proses plasentasi belum selesai.
4)   MONRO : Fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus jadi definisi tersebut diatas tidaklah mutlak.sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban.makin tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus.

2.      Jenis-jenis Abortus  :
Menurut Williams (2006)
a.       Abortus Spontan
 penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi:
1)      abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
2)      abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit/komplit)
3)      abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan)
4)      abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan)
b.      Abortus yang di sengaja
  suatuu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.
c.       Abortus tindakan
suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak  berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
d.      Abortus septik
 abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi. Sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi  jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

3.      Etiologi
a.    Kelainan hasil konsepsi : blighted ovum dan kelainan kromosom.
b.   Kelainan penyakit uterus, misalnya: kelainan congenital,tumor uterus, inkompetensi serviks.
c.    Penyakit-penyakit ibu ,misalnya : hipertensi,infeksi,kurang gizi.
4.      Komplikasi
a.       Perdarahan : dapat menyebabkan syok dan anemia
b.      Infeksi       : abortus infeksiosus,sepsis sampai syok septic.
5.      Gejala Klinis dan Penatalaksanaanya
a.       Abortus imminens
Gejala klinis :
·          tanda-tanda hamil muda
·          perdarahan pervaginam (biasanya tidak banyak)
·          periksa dalam vagina : ostium uteri  tertutup
·          hasil konsepsi masih hidup
Penatalaksanaan :
·          tirah baring
·          tokolitik
·          roboransia
·          antiprostaglandin
·          terapi terhadap kausa

b.      Abortus insipiens
Gejala klinis :
·            Perdarahan pervaginam lebih banyak
·            Nyeri perut (akibat kontraksi uterus)
·            Periksa dalam vagina : ostium uteri internum mulai teeraba.
Penatalaksanaan :
·            Rawat inap
·            Bila perdarahan banyak atau syok perbaiki keadaan umum
·            Bila pembukaan cukup, curet.
·            Bila pembukaan belum cukup drip uterotonika (oksitosin)
·            Antibiotik

c.       Abortus inkomplit
Adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih tertinggal.
Gejala klinis :
·         Perdarahan pervaginam: bila perdarahan benyak dapat terjadi syok
·         Ostium uteri terbuka dan teraba sisa jaringan kehamilan
Penatalasaksanaan :
·         Curet
·         Bila syok sebelum curet, perbaiki keadaan umum
·         Antibiotic
·         Bila kontraksi uterus kurang atau tidak baik beri uterotonika.
d.      Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi selruhnya masih tertahan dalam kandungan (sarwono,2009)
Gejala klinis :
·         Hasil konsepsi atau tidak ada tanda-tanda kehidupan
·         Perdarahan pervaginam
·         Besar uterus tidaksesuai dengan usia kehamilan (menetap/lebih kecil)
·         Ostium uteri tertutup

Penatalaksanaan:
·         Rawat inap
·         Persiapan pengosongan cavum uteri
·         Pemeriksaan laboratorium (faal hemostatis)
·         Bila ada kelainan faal hemostatis,terapi bila perlu konsul penyakit dalam.

e.       Abortus Infeksiosus
Gejala klinis :
·      Perdarahan pervaginam
·      Badan panas
·      Pemeriksaan dalam vagina: Nyeri raba pada uterus,adneksa porsio keluar secret berbau busuk
Penatalaksanaan :
·      Perbaiki keadaan umum
·      Antibiotika
·      Antipiretika
·      Kuret setelah 6 jam pemberian antibiotika / kecuali perdarahan banyak dan aktif dilakukan pengosongan kavum uteri dengan tang abortus.
·      Uterotonika
6.      Aspirasi Vakum Manual (AVM)
Aspirasi vakum atau suction aspiration adalah tehnik aspirasi untuk mengeluarkan isi uterus melalui servik. Tehnik ini biasanya digunakan pada:
1.   kasus abortus provokatus
2.   Prosedur terapi pada abortus inkompletus
3.   Pengambilan sediaan endometrium ( endometrial biopsy )
Angka kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan prosedur pembedahan intra uterine lain.Tehnik ini seringkali disebut sebagai ‘dilatation and evacuatiuon’ , dilatation and curettage.

Keuntungan dibandingkan dilatasi dan kuretase konvensional

Dilation and curettage , dikenal pula sebagai tindakan kuretase tajam sebagai standard tindakan evakuasi uterus. Namun terdapat sejumlah keuntungan atas penggunaan vakum 
Aspirasi vakum sebelumnya dikenal dalam lingkup persalinan sebelum digunakan untuk maksud kuratse. Tindakan aspirasi vakum manual dilakukan pada kehamilan kurang dari 6 minggu dengan komplikasi yang lebih rendagh dibandingkan tindakan dilatasi dan kuretase umumnya,Aspirasi vakum – khususnya aspirasi vakum manual peralatan yang digunakan jauh lebih murah dibandingkan peralatan untuk tindakan  D&C
Tindakan dapat dilakukan tanpa anestesi dan secara poliklinis tanpa rawat inap.Tindakan aspirasi vakum manual dapat dikerjakan oleh dokter, bidan dan tidak perlu seorang ahli obstetri ginekologi. Aspirasi manual vakum tidak memerlukan tenaga listrik sehingga dapat digunakan di tempat terpencil sekalipun.

7.      Prosedur tindakan aspirasi vakum manual
(Sumber:http//google//AVM (Aspirasi vakum manual).com)
Tindakan ini memerlukan waktu 5 - 15 menit, Dapat dilakukan dengan anestesi lokal dan menggunakan NSAID (ibuprofen)/
Prosedur tindakan :
1)       Posisi pasien dimeja operasi berbaring telentang seperti pada pemeriksaan ginekolgi.
2)       Membersihkan vulva dan vagina
3)       Pemasangan spekulum vagina
4)       (injeksi lokal anestesi pada servik)
5)       Pemasangan sonde
6)       Bila perlu, dilakukan dilatasi servik
7)       Pemasangan kanula melalui servik masuk kedalam uterus
8)       Kanula dihubungkan dengan alat penghisap
9)       Dilakukan prosedur penghisapan.
Pasca Pembedahan
1)      Bercak perdarahan sekitar 2 minggu
2)      Nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan
3)      Reaksi emosional
Tindakan pasca operasi :
1)      Antibiotika
2)      Isitrahat satu hari
3)      Asetaminofen atau ibuprofen
4)      Hindari sexual intercourse satu minggu
5)      Segera awali dengan kontrasepsi

8.      Komplikasi

Untuk maksud evakuasi uterus, keberhasilan aspirasi vakum kira-kira 98% dan sisa produk konsepsi seringkali memerlukan tindakan aspirasi berikutnya.Komplikasi lain antara lain : perdarahan, cedera servik dan adhesi uterus.
(Sumber:http//google//AVM (Asvirasi vakum manual).com)





Selengkapnya Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment