TUGAS SISTEM PERKEMIHAN
“HEMODIALISA”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hemodialisa”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Sistem Perkemihan di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES YARSI
MATARAM.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini baik dari segi moril dan materil. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Mataram, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 3
2.1.
Pengertian.......................................................................... 3
2.2.
Anatomi Ginjal................................................................... 4
2.3.
Indikasi Hemodialisa......................................................... 6
2.4.
Kontra Indikasi Hemodialisa............................................. 8
2.5.
Tujuan Hemodialisa........................................................... 9
2.6.
Proses Hemodialisa............................................................ 9
2.7.
Komplikasi Hemodialisa.................................................... 13
2.8.
Teknik Hemodialisa........................................................... 14
2.9.
Konsep Asuhan Keperawatan............................................ 18
BAB 3 PENUTUP................................................................................. 24
3.1 Penutup.............................................................................. 24
3.2 Saran.................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini penyakit
ginjal merupakan salah satu penyakit yang telah ditemukan pengobatanya meskipun
pada tahap terminal. Penurunan fungsi ginjal dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab dan penurunan fungsi ginjal ini dapat bersifat sementara atau dikenal
dengan gagal ginjal akut (GGA), maupun secara kronis yang sifatnya permanen
atau dikenal dengan gagal ginjal kronis (GGK).
Dalam mengatasi gagal
ginjal baik gagal ginjal akut (GGA) atau gagal ginjal kronik (GGK), langkah
pertama yang diberikan dengan terapi konservatif, dan bila langkah ini tidak
berhasil selanjutnya dengan terapi ginjal pengganti (TGP) atau renal
replacement therapy yaitu usaha untuk mengganti fungsi ginjal penderita yang
telah menurun.
Terapi ginjal pengganti
bisa dilakukan secara alamiah yaitu cangkok ginjal (transplantasi) atau secara
artificial (buatan) misalnya hemodialisa dan peritoneal dialisa, yang hanya
mengambil alih fungsi eksokrin saja, sedangkan fungsi endokrin tidak dapat
diambil alih.
Hemodialisa adalah
tindakan yang dilakukan untuk membentu beberapa fungsi ginjal yang terganggu
atau saat ginjal tidak lagi mampu melaksanakan fungsinya atau rusak. Hemodialisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit pada tubuh, juga membantu mengekresikan zat-zat sisa atau buangan.
Saat
ini dengan teknologi medis yang semakin berkembang, pemenuhan kebutuhan dan
pemahaman yang lebih baik tentang gagal ginjal dan proses dialisa, pasien dapat
menjalani gaya hidup yang sehat. Pasien dalam keseharian dapat menjalani
aktivitas secara normal dengan pengobatan hemodialisa secara rutin dan teratur.
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir atau (ESRD/ end stage
renal disease) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Suzanne C. Smeltzer, dkk., 2002: 1448).
Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah
nitrogen lainnya yang beredar dalam darah
serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi
ginjal) (Nursalam. 2006: 47).
Gagal ginjal kronik (chronic renal failure, CRF) terjadi apabila kedua
ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk
kelangsungan hidup, kerusakan pada kedua ginjal ini irreversible (Mary
Baradero,dkk., 2009: 124).
Gagal ginjal
kronis (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara
bertahap (Marilynn E. Doenges, dkk., 2000: 626).
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Menurut
Price dan Wilson (1995) dialisa adalah suatu proses dimana solute dan air
mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen
cair menuju kompartemen lainnya. Hemodialisa
dan dialisa peritoneal merupakan dua tehnik utama yang digunakan dalam dialisa.
Prinsip dasar kedua teknik tersebut sama yaitu difusi solute dan air dari
plasma ke larutan dialisa sebagai respon terhadap perbedaan konsentrasi atau
tekanan tertentu.
Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox (1997)
hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien
melewati membran semipermeabel (dializer) kedalam dialisat. Dializer juga dapat
dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini
dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran
yang besar dari air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) melalui
membran. Dengan memperbesar jalan masuk pada vaskuler, antikoagulansi dan
produksi dializer yang dapat dipercaya dan efisien, hemodialisa telah menjadi
metode yang dominan dalam pengobatan gagal ginjal akut dan kronik di Amerika
Serikat. (Tisher & Wilcox, 1997).
Hemodialisa memerlukan sebuah mesin
dialisa dan sebuah filter khusus yang dinamakan dializer (suatu membran
semipermeabel) yang digunakan untuk membersihkan darah, darah dikeluarkan dari
tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh. Hemodialisa
memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat suatu hubungan buatan
antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan. (NKF, 2006)
2.2
Anatomi Ginjal
1.
Ukuran Ginjal Normal
Ginjal kanan dengan ginjal kiri tidak terletak pada ketinggian yang sama
persis karena rongga perut berbentuk asimetris. Di sebelah kanan perut terdapat
organ hati sehingga posisi ginjal kanan lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Ukuran ginjal kanan juga lebih kecil dari ginjal kiri. Selain itu, ukuran ginjal
pada laki-laki dan perempuan juga berbeda. Berat ginjal wanita berkisar antara
115-155 gram, sedangkan berat ginjal pria sekitar 125-170 gram.
Namun, jangan sepelekan organ yang besarnya hanya sekepalan tangan ini.
Meskipun hanya berukuran sekitar 10-13 cm, tiap ginjal menjadi rumah bagi
sekitar satu juta unit fungsional berukuran superkecil yang disebut nefron.
Nefron merupakan filter (penyaring) darah mikroskopis.
2.
Struktur Utama Anatomi Ginjal
Di dalam ginjal terdapat dua struktur utama, yaitu medulla renal dalam dan
korteks renal luar. Di sepanjang medulla dan korteks terentang nefron, namun
bagian penyaringan awal nefron terletak di korteks. Sebuah ginjal terdiri atas
8-18 lobus ginjal yang berbentuk kerucut, masing-masing berupa sebuah bagian
medulla (piramida Malpighi) yang diselimuti korteks. Di antara
piramida-piramida tersebut, terdapat kolom Bertin atau kolom ginjal.
0 comments:
Post a Comment