TUGAS SISTEM
PENCERNAAN
KONSTIPASI PADA IBU HAMIL
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat bantuan dan
petunjuk-Nyalah makalah kami dapat diselesaikan. Untuk itu kepada berbagai
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami sengaja
menyusun makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas supaya
mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang kami miliki, kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca, supaya pembuatan makalah kami yang
berikutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mataram,
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan
.................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Konsep Dasar
Penyakit konstipasi ........................................................................ 3
2.1.1
Pengertian ..................................................................................................... 3
2.1.2
Etiologi.......................................................................................................... 4
2.1.3
Manifestasi klinis........................................................................................... 5
2.1.4
Patofisiologi ................................................................................................. 6
2.1.5
Komplikasi ................................................................................................... 8
2.1.6
Penataaksanaan............................................................................................. 8
2.1.7
Pencegahan................................................................................................... 10
2.2.Konsep Dasar
Penyakit konstipasi pada ibu hamil
2.2.1
Pengertian .................................................................................................... 12
2.2.2
Etiologi......................................................................................................... 13
2.2.3
Patofisiologi................................................................................................. 13
2.2.4
Manifestasi klinis.......................................................................................... 13
2.2.5
Tanda dan gejala.......................................................................................... 14
2.2.6
Penanganan ................................................................................................. 14
2.2.7
Diagnosis ..................................................................................................... 16
2.3.Konsep
Dasar Asuhan
Keperawatan Konstipasi
2.3.1
Pengkajian ................................................................................................... 16
2.3.2
Diagnosa....................................................................................................... 25
2.3.3
Intervensi ..................................................................................................... 25
2.3.4
Implementasi................................................................................................ 27
2.3.5
Evaluasi ....................................................................................................... 28
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan............................................................................................................ 30
3.2.Saran ..................................................................................................................... 30
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prevalensi konstipasi di Amerika
Serikat berkisar antara 2–20 %. Berdasarkan International Database US Census
Bureau pada tahun 2003 prevalensi konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327
jiwa (Friedman dan Grendell, 2003).
Menurut survei American Dietetic
Association (ADA) tahun 1997, rata-rata konsumsi serat penduduk Amerika Serikat
adalah 11 gram setiap hari (Friedman dan Grendell, 2003).Berdasarkan hasil
riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001, rata-rata konsumsi serat penduduk
Indonesia adalah 10,5 gram per hari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar 1/3 dari kebutuhan ideal
rata-rata 30 gram setiap hari. Sumbangan konsumsi buah dan sayuran masyarakat
Indonesia juga sangat memprihatinkan, yakni hanya 2,7 gram per hari. Padahal
para pakar menyarankan konsumsi sayur dan buah sebagai makanan sumber tinggi
serat. Oleh karena itu, diperlukan perubahan pola makan sehingga kebutuhan
serat per hari bisa terpenuhi. Namun kebiasaan makan masih sulit diubah karena
menyangkut faktor kesibukan, kebiasaan dan kesukaan akan makanan tertentu
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, 2007).
Meskipun tidak dikategorikan
sebagai zat gizi, serat makanan (dietary fiber) terbukti sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Serat makanan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, mencegah
penyakit, dan untuk terapi pengobatan. Berdasarkan Food Facts Asia pada tahun
1999 diungkapkan bahwa sejumlah penyakit berkaitan dengan kurangnya konsumsi
serat dalam menu sehari-hari, di antaranya adalah kanker kolon, tingginya kadar
kolesterol darah, diabetes, divertikulosis, konstipasi (Friedman dan Grendell,
2003).
Serat didefinisikan sebagai
komponen makanan yang berasal dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh enzim
pencernaan manusia (Robbins dan Burgess, 1997. Konsumsi serat makanan,
khususnya serat yang tidak larut, menghasilkan tinja yang lembek. Sehingga tidak
diperlukan kontraksi otot yang kuat untuk mengeluarkan feses dengan lancar.
Diet tinggi serat dimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar
defekasi (pembuangan tinja) dapat berjalan normal. Kedua hal ini akan
mengurangi resiko konstipasi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).
1.2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara membuat asuhan
keperawatan pada klien dengan konstipasi.
B. Tujuan Khusus
C. Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang
konsep dasar penyakit konstipasi.
D.
Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang konsep
asuhan kepertawatan pada klien dengan konstipasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kosep Dasar Penyakit Konstipasi
2.1.1 Definisi
Konstipasi merupakan
defekasi tidak teratur
yang abnormal dan
juga pengerasan feses tak
normal yang membuat
pasasenya sulit dan
kadang menimbulkan nyeri. (Smeltzer and Bare, 2001).
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit.
Konstipasi adalah penurunan frekunsi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran
feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi
adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus
melambat, masa feses lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar
kandungan air dalam feses diabsorpsi.Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk
melunakkan dan melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat
menimbulkan nyeri pada rektum. (Potter & Perry, 2005).
Konstipasi
adalah kondisi sulit atau jarang untuk defekasi. Karena frekuensi berdefekasi
berbeda pada setiap individu, definisi ini ersifat subjektif dan dianggap
sebagai penurunan relative jumlah buang air besar pada individu. Pada umumnya,
pengeluaran defekasi kurang dari satu setiap 3 hari yang dianggap
mengindikasikan konstipasi. (Corwin, 2008).
Konstipasi
merupakan perasaan subjektif berupa kesulitan atau tidak sering mengeluarkan
tinja. Diet orang barat rata-rata menyebabkan BAB sedikitnya tiga kali/minggu.
Ferkuensi BAB dapat meurun dengan bertambahnya usia. Ketidak mampuan absolute
untuk mengeluarkan tinja dapat disebut sebagai obstipasi. (I.Lin et al ,2010: 305).
Konstipasi
adalah perubahan pola defekasi normal individu menjadi defekasi yang jarang
atau lebih sulit (Seller, 2000). Konstipasi memengaruhi 11-30% ibu hamil
(Blackburn & Loper, 1992). Konstipasi dapat terjadi atau memburuk pada ibu
hamil karena penurunan motilitas dan peningkatan reabsorpsi air dalam usus
serta tekanan akibat Download disini
0 comments:
Post a Comment