TUGAS
KEPERAWATAN ANAK
”ATRESIA ANI”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atresia ani merupakan suatu
kegagalan organ yang terjadi pada bayi, hal ini terjadi karena kegagalan
pertumbuhan bayi di usia 3 bulan saat masih dalam kandungan. Kasus atresia ani
memang jarang terjadi, tapi penulis merasa perlu masalah ini untuk diketahui,
khususnya penulis yang ingin melanjutkan studi di akademi kebidanan yang mana
akan menjadi penolong untuk ibu-ibu hamil.
Atresiani juga perlu untuk
diketahui bagi para calon ibu agar bisa terhindar dari masalah ini. Sebagian
besar kasus yang terjadi dikarenakan pengetahuan para ibu hamil masih kurang
serta kurangnya penyuluhan tentang bagaimana pola hidup saat mengandung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal
sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun
2002).
Atresia ani atau anus
imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian
entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak
rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak
berhubungan langsung dengan rectum.
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital),
tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).
Atresia berasal dari bahasa Yunani, a artinya tidak
ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu
sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau
organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak
adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau
rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi
kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat
terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu
tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus
imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan
operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya.
Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4
golongan, yaitu:
1.
Stenosis rektum yang lebih rendah
atau pada anus
2.
Membran anus yang menetap
3.
Anus imperforata dan ujung rektum
yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum
4.
Lubang anus yang terpisah dengan
ujung
Anus imperforata merupakan suatu
kelainan malformasi kongenital di mana tidak lengkapnya perkembangan embrionik
pada bagian anus atau tertutupnya anus secara abnormal atau dengan kata lain
tidak ada lubang secara tetap pada daerah anus. Anus imperforata ini dapat
meliputi bagian anus, rektum, atau bagian diantara keduanya.
Atresia Ani
B.
Tanda dan
Gejala
Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani atau
anus imperforata terjadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala itu dapat berupa:
1.
Tidak dapat atau
mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium (mengeluarkan tinja yang menyerupai
pita).
2.
Perut membuncit
3.
Muntah
4.
Tidak bisa buang air besar
5.
Pada pemeriksaan radiologis dengan
posisi tegak serta terbalik dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
C.
Patofisiologi
Terjadinya anus imperforata karena kelainan kongenital
dimana saat proses perkembangan embrionik tidak lengkap pada proses
perkembangan anus dan rektum. Dalam perkembangan selanjutnya ujung ekor dari
belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genito urinari
dan struktur anorektal. Atresia anal ini terjadi karena ketidaksempurnaannya
migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7- 10 minggu selama perkembangan
janin. Kegagalan migrasi tersebut juga karena gagalnya agenesis sakral dan abnormalitas
pada daerah uretra dan vagina atau juga pada proses obstruksi. Anus i
mperforata dapat terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar
anus sehingga menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan.
Bagan
Terjadinya anus Imperforata (Atresia Anal)
Faktor kongenital
Faktor lain tak diketahui
|
Anus imperforata
|
Stenosis rektum lebih rendah/pada anus
|
Membran menetap
|
Ujung rektum yang buntu
|
Lubang anus terpisah dengan ujung rektum yang buntu
|
Hampir diserati fistula
|
Bayi laki-laki
|
Bayi perempuan
|
Fistula rektourinaria
|
Fistula di rekto vaginal
|
BAB keluar dari vagina
|
Berakhir dikandung kemih/uretra
|
Tindakan pembedahan:
Eksisi membran anal
Kolostomi sememtara setelah 3 bulan dikoreksi
|
Download disini
0 comments:
Post a Comment