Search This Blog

Powered by Blogger.

LAPORAN ASKEB ANEMIA SEDANG




ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS
PADA NY. ”N” DENGAN ANEMIA SEDANG
DI POLINDES SUKADANA  KEC.  TERARA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TANGGAL 05 MEI 2015



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I  PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A.      Latar Belakang ................................................................................... 1
B.       Tujuan  ............................................................................................... 3
C.       Manfaat .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
A.      Konsep Dasar Teori ........................................................................... 5
B.       Konsep Manajemen Kebidanan ....................................................... 14
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 15
A.      Data Subyektif ................................................................................. 15
B.       Data obyektif ................................................................................... 20
C.       Analisa ............................................................................................. 22
D.      Planing.............................................................................................. 23
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 27
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 29
A.      Kesimpulan....................................................................................... 29
B.       Saran................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Pengertian AKI adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam waktu 1 tahun. Semakin meningkatnya angka ini menunjukkan bahwa semakin meningkat juga masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu (Depkes RI, 2009).
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Winkjosastro, 2009).
Berdasarkan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan AKI 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut meningkat dan masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup sehingga memerlukan usaha dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Faktanya sampai saat ini bahwa kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat resiko ibu yang melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi dan berdampak terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI, 2013).
Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010 jumlah angka kematian ibu (AKI) sebanyak 113 orang, meningkat menjadi 130 orang pada tahun 2011 dan mengalami penurunan menjadi sebanyak 100 orang pada tahun 2012. Upaya percepatan penurunan kasus kematian ibu terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan adanya Gerakan AKINO (Angka Kematian Ibu Nol) (Dinas Kesehatan NTB, 2013) Angka kematian ibu (AKI) di NTB adalah 75/100.000 kelahiran hidup, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 130/100.000 kelahiran hidup. Sementara itu jumlah kasus kematian bayi turun menjadi 635 kasus hingga juni 2013. (Dikes NTB, 2012).
Penyebab tidak langsung yaitu antara lain keadaan ibu hamil yang buruk, anemia dan penyakit infeksi akut/kronis ( malaria, TBC, hepatitis, infeksi saluran kandung kemih dan lain-lain) disamping itu karena faktor prilaku masyarakat, sosial budaya, ekonomi dan pendidikan, atau faktor 4 T (keterlambatan) yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan. (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2012).
Dari study awal penelitian pada tahun 2013 angka kematian ibu di Lombok Timur sebanyak 35 kasus. Menurut Data dari Dinas Kesehatan Lombok Timur Tahun 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 29.773, ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 3.769 (12,6%), ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 3.417 (11,5%), ibu hamil yang mengalami hiperemesis sebanyak 122 (0,4%).
Berdasarkan data dari Puskesmas Terara, sewilayah kerja Puskesmas Terara tahun 2013 jumlah ibu hamil sebanyak 1.747 ibu hamil terdapat 33,89 % yang mengalami anemia. Serta jumlah ibu hamil di wilayah Polindes Sukadana 25,54%  yaitu sebanyak 184 ibu hamil, terdapat 2,56 % ibu hamil mengalami anemia.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak) memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2009).
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr /100 ml. Anemia dapat terjadi karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah. Banyak ibu hamil mengalami anemia defisiensi zat besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi, kebutuhan yang meningkat dan kehamilan berulang dalam waktu singkat. Cadangan zat besi ibu yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung berikutnya, banyak penyulit yang dapat muncul pada kehamilan yang disertai dengan anemia, diantaranya abortus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, partus prematurus, perdarahan antepartum, bahkan kematian ibu dan janin (Manuaba, 2009).
Penanggulangan anemia terutama untuk wanita hamil sudah dilakukan secara nasional dengan pemberian suplementasi pil zat besi. Ibu hamil sangat disarankan minum pil ini selama tiga bulan, yang harus diminum setiap hari (Arisman, 2010).

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penulisan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologis pada Ny “N” dengan anemia sedang di Desa Sukadana Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur.

C.      Tujuan Penulisan
1.         Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan patologis dengan anemia sedang pada kehamilan melalui pendekatan manajemen kebidanan varney
2.         Tujuan Khusus
a.         Melakukan pengkajian data Subyektif dan data Obyektif pada Ny “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
b.        Melakukan interpretasi data dasar untuk menegakkan diagnose pada Ny “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
c.         Mengidentifikasi masalah potensialdan mengantisipasi penanganan pada Ny”N”dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
d.        Menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada Ny  “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
e.         Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
f.         Melaksanakan tindakan asuhan kebidananpada Ny “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II
g.        Melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan anemia sedang pada kehamilan trimester II

D.      Manfaat
1.      Untuk Mahasiswa
a.       Sebagai sarana untuk melatih kemampuan dan keterampilan dasar dalam melakukan pemeriksaan ibu hamil sehingga mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapatkan dalam melakukan pemeriksaan pada ibu hamil.
b.      Mahasiswa dapat menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus anemia ringan
2.      Untuk Petugas Kesehatan/Lahan
Dapat membantu dan membimbing mahasiswa agar lebih terampil dan kompeten dalam melakukan asuhan kebidanan.
3.      Untuk Instansi Pendidikan
a.       Sebagai sarana untuk mendidik mahasiswa khususnya mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Mataram agar lebih terampil dan cekatan dalam memberikan penyuluhan dan penanganan terhadap ibu hamil.
b.      Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan teori dan praktik sebagai bahan analisa untuk pendidikan.
4.      Untuk Masyarakat
a.       Dengan adanya penulisan ini diharapkan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan pada saat hamil sehingga komplikasi dapat dideteksi secara dini dan dapat diberikan penanganan oleh tenaga kesehatan.
b.      Agar masyarakat mendapatkan asuhan kebidanan yang tepat dan bermutu


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Konsep Dasar Teori
1.    Kehamilan
a.    Pengertian
1)        Kehamilan adalah masa dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dan hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2009).
2)        Kehamilan aterm  adalah  usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang melewati 249 hari atau lebih 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.
3)        Kehamilan adalah masa atau waktu dari mulainya ovulasi sampai lahirnya janin (partus) dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dan 300 hari (43 minggu) (Wiknjosastro, 2008).
4)        Kehamilan normal adalah dimana Ibu sehat tidak ada riwayat obstetric buruk dan ukuran uterus  sama/sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14-28),dan Trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36) (Saiffudin, 2009).
5)        Ditinjau dari lamanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian masing-masing:
Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
Kehamilan triwulan kedua (12 sampai 28 minggu); dan
Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
b.    Etiologi
Kehamilan terjadi karena adanya hubungan seksual antara wanita dan pria sehingga akan terjadi pembuahan telur manusia oleh spermatozoon terjadi di tuba fallopii dalam beberapa menit atau tidak lebih dari beberapa jam setelah ovulasi (Cunningham, 2008).
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi (Wiknjosastro, 2008).
Gambar 2.1 bentuk dan bagian sperma (Wiknjosastro, 2008)
c.    Fisiologi Kehamilan
Periode kehamilan yaitu periode yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Periode ini juga disebut periode antepartum, (Helen Varney, 2006).
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5 - 10 mm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum slap dibuahi apabila sperma mencapainya.
Dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine - like agent dan lysine - zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zona reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
d.   Tanda dan Gejala Pasti Kehamilan
1)     Tanda-tanda pasti kehamilan
a)      Terdengar DJJ (denyut jantung janin)
b)     Adanya gerakan janin dan balotemen yaitu gerakan janin dapat dirasakan ibu pada umur kehamilan 18 minggu pada Primipara dan 16 minggu pada multipara.
c)      Dapat diraba bagian janin
d)     Pada rontgen (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, diameter bipariatalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.
2)     Tanda tidak pasti kehamilan
a)      Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
b)      Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
Tanda Hegar
Tanda Chadwicks
Tanda Piscaseck
Kontraksi Braxton Hicks
Teraba ballotement
c)      Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif. Sebagian kemungkinan positif palsu
e.    Perubahan Fisiologis dan Psikologi Pada Ibu Hamil
1)     Perubahan Fisiologis
a)    Trimester Pertama
(1)   Nyeri dan pembesaran payudara
(2)   Kelelahan
(3)   Sering kencing
(4)   Mual muntah
(5)   Pertumbuhan janin di atas simpisis pubis bisa dirasakan mulai umur kehamilan 12 minggu
(6)   Mengalami kenaikan BB 1- 2 kg selama trimester I
b)   Timester Kedua
(1)   Uterus terus membesar
(2)   Setelah 16 minggu uterus biasanya beraada pada pertengahan antara simpisis dan pusat
(3)   BB meningkat 0,4 – 0,5 kg perminggu
(4)   Umur kehamilan 20 minggu tinggi fundus uteri berda didekat pusat
(5)   Payudara mulai mengeluarkan kolostrum
(6)   Gerakan bayi dirasakan
(7)   Nampak perubahan kulit: cloasma, linea nigra dan strie gravidarum
c)    Trimester Ketiga
(1)   Umur kehamilan 28 minggu tinggi fundus setinggi antara pusat  dan prosesus xiphoid
(2)   Umur kehamulan 32 munggu tinggi fundus uteri setengah pusat PX
(3)   Payudara penuh dan nyeri tekan
(4)   Sering kencing
(5)   Umur kehamilan 38 minggu bagian terendah janin turun kerongga panggul
(6)   Sakit pinggang dan sering kencing makin meningkat
(7)   Susah tidur
(8)   Terjadi peningkatan kontraksi broxton hicks.
2.    Anemia Dalam Kehamilan
a.       Pengertian Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, dan kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih (Suheimi, 2007).
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr /100 ml (Curtis, 2008).
b.      Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan (Wiknjosastro, 2008)
1)      Anemia Defisiensi Besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
2)      Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.
3)      Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
4)      Anemia Hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
c.       Klasifikasi Anemia
1)      Menurut Depkes
a)      Normal > 10,5 gr%.
b)      Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c)      Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d)     Anemia Berat < 7,5 gr%.
2)      Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2006 yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
a)      Hb 11 gr% tidak anemia.
b)      Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
c)      Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
d)     Hb < 7 gr% anemia berat.
d.      Patofisiologi Anemia
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan  cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2008).
e.       Tanda dan Gejala Anemia
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva.
f.       Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan (Manuaba, 2009)
1)      Bahaya selama kehamilan
a)      Dapat terjadi abortus.
b)      Persalinan prematuritas.
c)      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d)     Mudah terjadi infeksi.
e)      Mola hidatidosa.
f)       Hiperemesis gravidarum.
g)      Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
h)      Perdarahan antepartum.
i)        Ketuban pecah dini.
2)      Bahaya terhadap janin
a)      Abortus.
b)      Terjadi kematian intra uterin.
c)      Persalinan prematuritas tinggi.
d)     Berat badan lahir rendah.
e)      Kelahiran dengan anemia.
f)       Dapat terjadi cacat bawaan.
g)      Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
h)      Intelegensia rendah.




Selengkapnya Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment