LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY “K”
DENGAN
INPARTU
KALA I FASE AKTIF + IMPENDING EKLAMSI
DI
PUSKESMAS GERUNG
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1
Latar
Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan................................................................................................ 1
1.3
Manfaat.............................................................................................. 1
BABII TINJAUAN
TEORI................................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Teori........................................................................... 3
2.2 Konsep Manajemen........................................................................... 26
BABIII TINJAUAN
KASUS.............................................................................. 30
3.1 Kala I................................................................................................. 30
3.2 Kala II................................................................................................ 43
3.3 Kala III.............................................................................................. 49
3.4 Kala IV.............................................................................................. 52
BAB IV
PEMBAHASAN................................................................................... 57
BAB V PENUTUP............................................................................................... 58
a.
Kesimpulan
....................................................................................... 58
b.
Saran.................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian dari
setiap wanita waktu hamil, persalinan, dan dalam 90 hari sesudah berakhirnya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan
meningkat pada usia 30-35 keatas.(Prawirohardjo. 2006) Penurunan angka kematian
ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai
target tujuan pembangunan millenium dalam rangka mengurangi tiga per empat
jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada 2015,
demikianlah pernyataan resmi organisasi kesehatan dunia (WHO). Itu dijelaskan
untuk mencapai target pembangunan millenium penurunan angka kematian ibu antara
1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen/tahun.
Kesehatan
menunjukan bahwa AKI di Indonesia mencapai 290,8/100 ribu kelahiran hidup.
Meski sudah menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya angka
tersebut masih jauh dari memuaskan. Indonesia masih menjadi negara dengan angka
kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.
Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan objektif
pada Ny “M” dengan eklampsi.
2.
Mampu menegakkan diagnosa pada Ny”N” setelah dilakukan
pengkajian data.
3.
Mampu menegakkan diagnosa / masalah potensial yang dapat
terjadi pada Ny”N”
4.
Mampu melaksanakan tindakan kebutuhan segera, mandiri, kolaborasi
dan rujukan pada Ny”N”
5.
Memberikan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
6.
Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.
7.
Mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan pada Ny”N”
dengan eklampsi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu
melaksanakan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny “N” dengan
eklampsi.
2. Mampu menegakkan
diagnosa pada Ny”N” setelah dilakukan pengkajian data.
3. Memberikan
perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
4. Mengevaluasi
hasil dari asuhan kebidanan pada Ny”N” dengan eklampsi.
1.3 Manfaat
·
Bagi
Lahan Praktek
Hasil
makalah ini dapat digunakan sebagai pemberian informasi atau bahan pertimbangan
dalam meningkatkan standar pelayanan di
Lahan Praktek
·
Bagi
Institusi Pendidikan
Merupakan
umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa dilahan praktek
dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
·
Bagi
Mahasiswa
Makalah
ini dapat menambah wawasan mahasiswa tentang gambaran pelayanan kesehatan ibu
hamil dengan Eklampsi.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori
2.1.1 Pengertian
-
Eklampsi
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang
timbul Karena kehamilan disertai dengan
kejang (Prawirihardjo, 2006)
-
Eklampsi
adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga
merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan sampai dengan mengalami kejang
-
Eklampsi
adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan yang disertai dengan kejang.( wiknjosastro, 2006 ).
2.1.2 Etiologi
Etiologi penyakit
ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena
itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang
dipakai sebagai penyebab eklamsi adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori
ini belum dapat menerangkan semua hal yang bertalian dengan.penyakit ini.
Teori yang dapat
diterima haruslah dapat menerangkan (a) mengapa frekuensi menjadi tinggi pada:
primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa; (b) mengapa
frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan III;
(c) mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin
dalam kandungan; (d) mengapa frekuensi menjadi iebih rendah pada kehamilan
berikutnya; dan (e) penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, dan
konvulsi sampai koma. Dan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa bukan hanya
satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsi dan eklamsi.
Sebab pre eklampsi
predisposisi :
1. Primigravida
atau Multipara terutama pada umur reproduksi atau umur 35 tahun ke atas belum
di ketahui dengan pasti.
2. Multigravida
dengan kondisi klinis
a. Kehamilan ganda
b. Penyakit
vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus
c.
Penyakit-penyakit ginjal
3. kehamilan ganda,
bayi besar.
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsi dan eklampsi
2.1.3 Patofisiologi
Pada eklamsi
terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada
biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus,
lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalmai spasme, maka
tekanan darah dengan akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan
berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi ari dan
garam. proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus.
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan berbasarkan:
1)
Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang
berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subjektif: sedikit kepala di daerah frontal, nyeri
episgastrium, gangguan visus; pengelihatan kabur, mual dan muntah. Gangguan
serebral lainnya: tidak tenang.
2)
Pemeriksaan, tekanan darah tinggi, dan proteinuria pada
pemeriksaan laboratorium.
2.1.5 Klasifikasi Pre-eklampsi digolongkan ke dalam
pre-eklampsi ringan dan preeklampsi berat dengan tanda dan gejala sebagai
berikut :
a. Pre-eklampsi
Ringan
Pre-eklampsi
ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria/ atau edema setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
Pengobatan hanya
bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat dirawat jalan
dengan skema periksa ulang yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu.
Penanganan pada
penderita rawat jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat di tempat tidur.
diit rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti Valium tablet 5 mg dosis 3
kali sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari.
Diuretika dan obat
antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermanfaat,
bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-elamsi berat.
Dengan cara di atas
biasanya pre-eklamsi ringan jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan
dan diperiksa ulang lebih sering dari biasa.
Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap.
Monitor keadaan janin: kadar estriol urin, lakukan amnioskopi, dan
ultrasografi, dan sebagainya. Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan
induksi partus pada usia kehamilan minggu 37 keatas.
Tanda dan gejala:
1. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih,
diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20
minggu atau lebih, atau systole 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastole 90
mmHg sampai kurang 110 mmHg.
2. Proteinuria
: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif
positif 2 (+2).
3. Edema
pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
Penanganan preeklampsia ringan
Istirahat ditempat
tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan preeklampsia. Istirahat
dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta
meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada
ekstremitas bawah turun dan resorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah.
Selain itu, juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu
dengan istirahat, biasanya dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan
edema berkurang. Pemberian fenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan
penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
Apakah retraksi
garam berpengaruh nyata terhadap preeklampsia, masih belum ada persesuaian
faham. Ada yang menyatakan bahwa jumlah garam pada makanan sehari-hari tidak
berpengaruh banyak terhadap keadaan preeklampsia, penulis lain sebaiknya
menganjurkan garam dalam diet penderita.
Pada umumnya
pemberian deuretik dan antihipertensiva pada preeklampsia ringan tidak
dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan
juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu pemakaian obat-obat tersebut
dapat menutupi tanda dan gejala preeklampsia berat.
Download disini
0 comments:
Post a Comment