Search This Blog

Powered by Blogger.

LAPORAN PKK III IUFD



LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY “E” G1P0A0H0
UK 32-33 MINGGU DENGAN IUFD (INTRA UTERINE FETAL DEATH)
DI POLINDES BANJARSARI KEC. LABUHAN HAJI
KAB. LOMBOK TIMUR


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1         Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2         Tujuan................................................................................................. 2
1.3         Manfaat............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 4
2.1         Konsep Dasar Teori Kehamilan .................................................. ....... 4
2.2         Definisi Intra Uterin Fetal Death .................................................... 17
2.3         Konsep Dasar Manajemen Kebidanan SOAP ................................. 27
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 30
3.1         Data Subyektif ................................................................................. 30
3.2         Data Obyektif .................................................................................. 33
3.3         Analisa ............................................................................................. 35
3.4         Pelaksanaan ...................................................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 37
4.1         Data Subyektif ................................................................................. 37
4.2         Data Obyektif .................................................................................. 37
4.3         Analisa ............................................................................................. 37
4.4         Pelaksanaan ...................................................................................... 37
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 39
5.1         Kesimpulan ...................................................................................... 39
5.2         Saran ................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Menurut  data Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran (WHO, 2012).
Salah satu indikator dalam penilaian keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan di bidang kesehatan adalah angka kematian ibu dan menurunnya angka kematian ibu merupakan target dari MDGs 2015.
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menempati angka tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 307 per seratus ribu kelahiran hidup. Itu berarti ada 50 ribu meninggal setiap harinya. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup, sedangkan menurut profil kesehatan Indonesia 2011 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu (AKI) di NTB adalah 320/100.000 kelahiran hidup, angka ini memang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata AKI nasional, angka kematian bayi (AKB) 72/1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan bahwa: 1. Persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan meningkat dari 92% pada tahun 2002 menjadi 96% pada tahun 2012; 2. Persentase ibu yang bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan meningkat dari 66% pada tahun 2002 menjadi 83% pada tahun 2012; dan 3. Persentase ibu yang bersalin di fasilitas kesehatan meningkat dari 40% pada tahun 2002 menjadi 63% pada tahun 2012 (Kemenkes RI, 2013).
Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010, jumlah angka kematian ibu (AKI) sebanyak 113 orang dengan penyebab langsung kematian adalah perdarahan (39,1 %), infeksi (5,4 %), eklamsia (17,4 %), partus lama (4,3 %). Pada tahun 2011, jumlah angka kematian ibu (AKI) sebanyak 130 orang dengan penyebab langsung kematian adalah perdarahan (32,3%), eklamsia (29,2%), infeksi (3,1%), partus lama (0,8 %) dan lain-lain (31,5%). Pada tahun 2012 jumlah angka kematian ibu (AKI) mengalami penurunan menjadi 100 orang (Dinas Kesehatan NTB, 2013).
Data yang diperoleh dari puskesmas Labuan haji pada tahun 2014, jumlah angka kematian ibu (AKI) sebanyak 0 orang sedangkan jumlah angka kematian bayi (AKB) yaitu sebayak 13 bayi. Angka kejadian IUFD di puskesmas yaitu sebanyak 5 kasus. (Registrasi PKM Lab.Haji, 2014).
Sedangkan data yang diperoleh dari Polindes Banjarsari 5  bulan terakhir mencakup 2 kematian bayi yaitu kasus uncephal dan IUFD (Register Polindes Banjarsari).
Dengan kejadian yang masih tinggi ini saya tertarik untuk mengambil kasus IUFD di Polindes Banjarsari yang sebagai pegangan angka kematian dari masalah ibu dan bayi.

1.2    Tujuan
1.      Tujuan Umum :
           Menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan nyata sesuai asuhan manajemen kebidanan patologi pada Ny.”E” umur kehamila 32-33 minggu dengan IUFD (Intra Uterin Fetal Death)
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny.”E” dengan IUFD (Intra Uterin Fetal Death).
b.      Mampu melakukan pengkajian data Objektif pada Ny.”E” dengan IUFD (Intra Uterin Fetal Death).
c.       Mampu melakukan Analisa data pada Ny.”E” dengan IUFD (Intra Uterin Fetal Death).
d.      Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny.”E” dengan IUFD (Intra Uterin Fetal Death).

1.3    Manfaat
1.      Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman asuhan kebidanan patologi serta dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya tentang IUFD.
2.      Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat mendapat pengetahuan dan informasi berharga tentang IUFD dan masalah-masalah yang menyertai sehingga masyarakat lebih memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
3.      Untuk Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai saran informasi dan bahan bagi mahasiswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan khususnya IUFD.
4.      Untuk Lahan
Diharapkan dapat menambah informasi atau masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Labuhan Haji dalam rangka meningkatkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang IUFD.


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Konsep Dasar Teori Kehamilan
2.1.1     Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. (wiknjosastro. 2006.125)
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal 240 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Sarwono. 2006)
Kehamilan adalah masa/waktu dari mulainya konsepsi sampai lahirnya janin dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002 hal 91).
2.1.2     Penyebab Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut yaitu:
1.      Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2.      Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3.      Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
4.      Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
5.      Plasentasi.
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
2.1.3     Fisiologi kehamilan
1.      Konsepsi (Wiknjosastro, 2007).
Tiap bulan seorang wanita melepaskan 1 sampai 2 sel telur dan indung telur yang ditangkap oleh fimbriae kemudian masuk ke dalam saluran telur.
Jutaan spermatozoa dikeluarkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu coitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke cavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus yang dapat sampai kebagian ampula tubadimana spermatozoon dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi.Hanya satu spermatozoon yang memiliki kapasitasi atau kemampuan untuk membuahi. Pada sperma ini ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleusnya dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Kemudian ovum dilingkari oleh zona pellusida. Diluar zona pellusida ini ditemukan sel-sel korona radiata. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi oleh sperma yang lain. Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma vitellus membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan metaphase. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan telophase sehingga pronucleusnya menjadi haploid. Pronucleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria dan wanita.
Sesudah pembelahan maka ovum menjadi 22 Kromosom otosom serta 1 kromosom X, spermatozoon mempunyai 1 kromosom X atau 1 Kromosom Y. Zigot hasil pembuahan memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X tumbuh menjadi janin wanita sementara yang memiliki 44 kromosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki-laki.
2.      Stadium Morulla (Wiknjosastro, 2007).
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot.. Dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi ini berada dalam stadium Morulla. Yang kemudian disalurkan ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus kearah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
3.      Stadium Blastulla (Wiknjosastro, 2007).
Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai tingkat stadium Blastula. Pada stadium ini sel-sel yang lebih kecil akan membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas pada permulaan minggu kedua, blastokista sebagian tertanam ke dalam stroma endometrium dan menjelang akhir minggu kedua blastokista telah tertanam seluruhnya, dan dimulailah sirkulasi utero-plasenta.
Saat nidasi kadang-kadang terjadi perdarahan desidua yang disebut sebagai tanda hartman. Jika nidasi ini terjadi barulah disebut sebagai kehamilan.
4.      Stadium Gastrulla (Wiknjosastro, 2007).
Gastrulasi yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio (ektoderm, mesoderm dan endoderm) dan terjadi pada minggu ketiga. Setelah didasari akan terjadi diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil dekat eksosellom membentuk endoderm dan yolk salk sedangkan sel-sel yang lebih besar terjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion dan antara yolk salk dan ruang amnion terdapat embrionale plate.
Sel-sel trofoblast mesodermal tumbuh sekitar embrio dan melapisi sebagian dalam trofoblast.Terbentuk korionik membrane yang kelak menjadi korion.Trofoblast menghasilkan hormone human chorionok gonadotropik yang mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan menghasilkan progesterone sampai plasenta cukup membuat progesterone sendiri.Hormon ini dapat ditemukan dalam air kencing wanita hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dalam embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga lapisan yaitu sel ectoderm, mesoderm, dan endoderm: Sementara ruang amnion dan embrio menjadi padat dinamakan body stalk.
Tali pusat sendiri berasal dari body stalk, terdapat pembuluh darah sehingga ada yang dinamakan vascular stalk Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang melindungi 2 arteri umbilikus dan 1 vena umbikalis yang berada di tali pusat.
5.      Masa Embrionik (organogenesis)
Merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.
Pada kehamilan 8-10 minggu pembuluh darah janin mulai terbentuk. Umumnya denyut jantung janin dapat direkam pada minggu ke 12. Pada minggu ke 16 sistem musculoskeletal sudah matang dan mulai minggu ke 28 janin bisa bernafas. Minggu ke 32 janin mulai dapat menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor, dimana pada minggu ke 38 badan janin akan mengisi seluruh rongga uterus (Wiknjosastro, 2007).


Tabel 2.1 Ciri-ciri tua fetus
Umur
Kehamilan
Panjang Fetus
Ciri-ciri
8 minggu
2,5 cm
Hidung, kuping, jari-jemari mulai dibentuk. Kepala menekuk ke dada.
12 minggu
9 cm
Daun telinga lebih jelas, kelopak mata masih melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensiasi.
16 minggu
16-18 cm
Genitalia eksterna terbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan warna merah.
20 minggu
25 cm
Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh di kepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit.
24 minggu
30-32 cm
Kedua kelopak mata terpisah, tumbuh alis dan bulu mata serta kulit keriput. Kepala besar. Bila lahir, dapat bernapas tapi hanya beberapa jam saja.
28 minggu
35 cm
Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila lahir, dapat bernapas, menangis pelan dan lemah.
32 minggu
40-43 cm
Kulit merah dan keriput. Bila lahir, kelihatan seperti orang tua dan kecil.
36 minggu
46 cm
Muka berseri tidak keriput. Bayi premature.
40 minggu
50-55 cm
Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik. organ-organ baik.
Sumber: (Wiknjosastro, 2007)

2.1.4     Tanda dan Gejala
1.      Tanda pasti kehamilan
a.       Teraba bagian-bagian janin.
b.      Terdengar DJJ.
c.       Dapat dirasakan gerakan janin oleh ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu pada primigravida dan 16-18 minggu pada multigravida.
d.      Pada pemeriksaan rontgen tampak kerangka janin.
e.       Pada pemeriksaan USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.
2.      Tanda tidak pasti kehamilan
a.       Pembesaran uterus.
b.      Tanda Hegar yaitu pada pemeriksaan VT seolah–olah korpus uteri tidak berhubungan dengan serviks karena ismus uteri mengadakan hipertropi sehingga lebih panjang dan lunak.
c.       Tanda Braxton Hiks yaitu kontraksi yang tidak teratur yang tidak menimbulkan nyeri pada waktu pemeriksaan.
d.      Tanda Piskacek yaitu uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga pertumbuhan uterus tidak rata. Lebih cepat pada daerah implantasi dari blastokis dan daerah insersi plasenta.
e.       Tanda Goodell’s yaitu kelunakan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena timbulnya odema pada serviks dan hiperplasia kelenjar – kelenjar serviks.
f.       Tanda Chadwicks yaitu peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna ungu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviks akibat meningkatnya hormon estrogen. Warna porsio pun tampak lipid.
g.      Teraba Balotment. Balotement adalah gerakan janin yang bel;um engaged teraba pada minggu16 – 18.
h.      Pemeriksaan Tes biologis kehamilan positif.
(Wiknjosastro, 2007)
3.      Tanda kemungkinan kehamilan
a.       Aminore (terlambat datang bulan). Gejala ini sangat penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b.      Neusa (enek) dan Emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emisis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hipermisi gravidarum.
c.       Mengidam (mengingini makanan atau miniman tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d.      Sinkope atau pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ketempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e.       Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit mayang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam (=linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormon kartiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
f.       Anoreksia atau tidak ada selera makan. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksa, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya jangan sampai salah pengertian makan untuk ”dua orang”, sehingga berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.





Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment