ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA TN “E”
PADA BAYI “D” DENGAN BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI LINGKUNGAN JEMPONG BARAT KELURAHAN
JEMPONG BARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga penyusunan makalah “Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga Tuan “E” Pada Bayi Dengan Bawah Garis
Merah (BGM) Di Lingkungan Jempong Barat Kelurahan Jempong
Baru” dapat terselesaikan tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan, arahan, serta
bimbingan dari berbagai pihak yang bersifat dukungan moril maupun materil. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Mataram, April 2015
Penyusun,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I . PENDAHULUAN
................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN
TEORI.................................................................................. 4
2.1 Konsep Dasar Kebidanan
Komunitas ............................................... 4
2.2 Konsep Dasar Keluarga ..................................................................... 5
2.3 Konsep Dasar Teori ......................................................................... 13
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 27
3.1 Pengkajian ....................................................................................... 27
3.2 Analisa Data .................................................................................... 34
3.3
Perencanaan .................................................................................... 34
3.4 Pelaksanaan ..................................................................................... 34
3.5 Evaluasi ........................................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 36
BAB V PENUTUP................................................................................................ 37
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 37
5.2 Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Balita yang termasuk gizi kurang
mempunyai resiko meninggal lebih tinggi dibandingkan balita yang gizinya baik.
setiap tahun kurang lebih 11 juta dari balita diseluruh dunia meninggal oleh
karena penyakit-penyakit seperti ISPA, diare, malaria, campak, dan lain-lain.
ironisnya 54 % dari kematian tersebut berkaitan dengan adanya gizi kurang (WHO,
2002) dan pada tahun 2005 angka kejadian gizi kurang pada balita meningkat dari
27,5 % menjadi 28 % (http://www.gizi.net).
Menurut data survey sosial ekonomi
balita di Indonesia mengalami masalah gizi kurang dan 8,8 % mengalami masalah
gizi berat dan 30 % ibu menimbang berat badan anak mereka secara teratur. Pada
tahun 2002 di Indonesia terdapat 27,3 % balita menderita gizi kurang dan 8 %
diantaranya adalah gizi buruk (http://www.gizi.net).
Sedangkan di Jawa Barat sendiri
peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pengembangan pelayanan
kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Namun demikian, peningkatan
indikator kesehatan masyarakat Jawa Barat tersebut capaiannya masih berada di
bawah rata-rata hidup. Jumlah penderita gizi buruk dan gizi kurang pada balita
sebanyak 419.433 dari jumlah 3.536.981 balita yang ditimbang
(http://www.jabarprov.go.id).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kota Banjar diketahui bahwa pada tahun 2009 jumlah balita sebanyak 15.727
balita, dimana sebanyak 283 (1,80 %) balita dengan catatan penimbangan di bawah
garis merah. Adapun kejadian BGM paling tinggi di Kota Banjar terjadi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 2 yaitu sebanyak 142 kasus (13,06 %).
Sedangkan pada tahun 2010 jumlah balita di Kota Banjar adalah sebanyak 15.745
balita, dimana sebanyak 465 (2,95 %) kasus BGM. Adapun kejadian tertinggi
terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 2 yaitu sebanyak 255 kasus (23,43
%) dari jumlah balita sebanyak 1.088 balita. Berdasarkan data tersebut terlihat
bahwa angka kejadian BGM terjadi peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2010 yaitu sebanyak 10,37 % kasus, sehingga berdampak terjadinya balita kurang
gizi dan gizi buruk.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa
dapat melakukan asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn “E” pada bayi “D” dengan
Bawah Garis Merah (BGM).
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
Melakukan
pengkajian data pada bayi “D” dengan Bawah Garis Merah (BGM)
2.
Menentukan
analisa data pada bayi “D” dengan Bawah Garis Merah (BGM)
3.
Melakukan
perencanaan asuhan yang akan diberikan pada bayi “D” dengan Bawah Garis Merah
(BGM)
4.
Melakukan
penatalaksanaan asuahan pada bayi “D” dengan Bawah Garis Merah (BGM)
5.
Melakukan
evaluasi terhadap asuahan yang diberikan pada bayi “D” dengan Bawah Garis Merah
(BGM)
1.3
Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman langsung dan
bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas didalam praktek
kerja lapangan yang telah didapat di perkuliahan.
2. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan
asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
3.
Bagi klien
Menambah
pengetahuan tentang tanda bahaya nifas dan pencegahan infeksi njifas sehingga
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Bagi lahan
praktik dan masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi
masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
2.1.1
Pengertian
Kebidanan komunitas adalah seorang
yang tetah meingikuti pendidikan kebidanan yang telah diakui oleh pemerintah
setempat yang telah menyeleseikar pendidikan dan lulus, serta terdaftar/
mendapat izin melakukan praktek kebidanan yang melayani keluarga atau
masyarakat di wilayah tertentu (WHO, 2004).
Kebidanan komunias adalah upaya
memberi asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang terfokus pada petayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencatra
(KB), kesehatan reproduksi termasuk usia adiyuswa secara paripurna (Meilani,
dkk, 2009).
Pelayanan kebidanan komunitas
adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan
Ibu dan Anak balita di dalam
keluarga dan masyarakat (Rismiantari dan Ambarwati, 2011).
2.1.2
Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas
Menurut Meilani, dkk (2009)
sasaral pelayanan kebidanan komunitas adalah komunitas, di dalam komunitas
terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok dalam suatu
masyarakat. Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
dalam keluarga.
1. Ibu
calon ibu/ masa pranikah ibu hamil, ibu
bersaliru ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval, menopouse.
2. Anak
Bayi, balita, masa sekolah.
3. Keluarga berencana
Nuclear family (suami, istri, anak),
extended family (keluarga besarkakek, nenek, dll).
4. Masyarakat
Masyarakat
desa, kelurahan dalam batas wewenang kerja.
2.1.3
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh
Bidan
Rismiantari dan Ambarwati (2011)
kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan meliputi :
1.
Penyuluhan
kesehatan.
2.
Pemeliharaan
kesehatan ibu dan balita.
3.
Konsep keluarga
berencana.
4.
Imunisasi,
gizi, keluarga berencana.
5.
Memberikan
pelayanan kesehatan ibu di rumah.
6.
Membina dan
membimbing kader dan dukun bayi.
7.
Menggerakkan
dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
8.
Membina kerja
sama lintas program dan lintas sektoral.
9.
Melakukan
rujukan medik.
10. Mendeteksi secara dini adanya efek
samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi.
2.2
Konsep Dasar Keluarga
2.2.1
Pengertian
Adalah suatu kelompok atau
kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat
yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan
atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat
tinggal)- Biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari
satu periuk (Rama,2013).
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Dep.kes.Rl.2003).
Dari kedua batasan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa keluarga ini adalah :
1.
Unit terkecil masyarakat
2.
Terdiri dari
dua omng atau lebih
3.
Adanya ikatao
perkawinan dan pertalian darah
4.
Hidup dalam
satu rumah tangga
5.
Dibawah asuhan
seorang kepala rumah tangga
6.
Berinteraksi
satu sama lain
7.
Setiap anggota
keluarga menjalankan peranannya masing-masing
8.
Menciptakan dan
mempertahankan suatu kebudayaan
2.2.2
Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam
diantaranya adalah :
1.
Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2.
Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui garis ibu.
3.
Matrilokal
Sepasang suami isti yang tinggal
bersapakeluarga sedarah istri.
4.
Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggat
bersama keluarga sedarah suami.
5.
Keluarga
kawinan
Hubungan suarrri ishi sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
(Rama,2013)
Ciri-ciri struktur
keluarga Anderson Carter :
1. Terorganisasi : saling berhubungan,
saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota
memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap
anggota keluarga mempumyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2.2.3
Tipe/BentukKelumga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak -anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah
keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial fardly)
adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Sinele Family)
adalah keluarga yaog terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite)
adalah keluarga yaog perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adatah
dua orang meqiadi satu tanpa pemikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya
menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat
yang sangat kuat.
(Rama,
2013).
2.2.4
Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1. Patiakal, yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga dalamPihak ibu.
3. Equailitanan, yang memegang kekuasaan
dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
2.2.5
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggarnbarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalarn posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Download disini
0 comments:
Post a Comment