Search This Blog

Powered by Blogger.

LAPORAN REMAJA DAN MENULAR SEKSUAL



ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.”S” DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
DI LINGKUNGAN MAPAK DASAN
KELURAHAN JEMPONG BARU




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ...... iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.           Latar Belakang ................................................................................... 1
B.           Tujuan ................................................................................................ 2
C.           Manfaat .............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI ................................................................................. 4
A.           Konsep Dasar Kebidanan Komunitas ................................................ 4
B.           Konsep Dasar Keluarga ..................................................................... 5
C.           Konsep Dasar Teori  ........................................................................ 13
BAB 3 TINJAUAN KASUS .............................................................................. 25
                   I.                   Pengkajian ........................................................................................ 25
                II.                   Analisa Data .................................................................................... 34
             III.                   Asuhan Kebidanan .......................................................................... 34
BAB 4 PEMBAHASAN ..................................................................................... 36
BAB 5 PENUTUP............................................................................................... 37
A.           Kesimpulan ...................................................................................... 37
B.           Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera (Rismiantari dan Arnbarwati, 2011).
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai target pelayanan komunitas dengan fokus masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam seluruh aktifitas kegiatan komunitas (Maelani, 2009).
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000/tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerapkan norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada zero population growth (pertumbuhan seimbang) (WHO, 2004).



B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.“R” dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
2.      Tujuan Khusus
a.       Melakukan pengkajian data pada remaja dengan kurangnya pengetahuan tentang  kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
b.      Melakukan interpretasi data pada remaja dengan kurangnya  pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
c.       Menegakkan diagnosa potensial pada remaja dengan kurangnya  pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
d.      Menentukan rencana tindakan pada remaja dengan kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
e.       Melaksanakan rencana tindakan pada remaja dengan kurangnya  pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
f.       Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang di lakukan pada remaja dengan kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi.

C.    Manfaat
1.           Teoritis
Bagi perkembangan ilmu kebidanan
a.         Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan Komunitas serta refrensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas secara komprehensif pada remaja.
b.        Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komunitas secara berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.
2.           Praktis
a.       Bagi institusi Pendidikan.
1)        Dapat menjadi acuan praktis mahasiswa berikutnya.
2)        Dapat dijadikan sebagai motivasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan pendidikan menjadi atau lebih baik.
b.      Bagi Pembimbing Lahan.
Dapat dijadikan acuan agar tetap mempertahankan asuhan yang komprehensif untuk dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas.
c.       Bagi Mahasiswa.
1)        Dapat dijadikan sebagai lahan pembelajaran dalam melakukan praktis selanjutnya.
2)        Dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di kampus.
3)        Dapat dijadikan sebagai motivasi bagi mahasiswa agar pada saat melakukan praktik di tempat yang lain dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
d.      Bagi Pasien.
Dapat menyadari pentingnya mengetahui pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menluar seksual.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
1.         Pengertian
Kebidanan komunias adalah upaya memberi asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada petayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencatra (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia adiyuswa secara paripurna (Meilani, dkk, 2009).
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat (Rismiantari dan Ambarwati, 2011).
2.         Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas
Menurut Meilani, dkk (2009) sasaral pelayanan kebidanan komunitas adalah komunitas, di dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok dalam suatu masyarakat. Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga.
a.    Ibu
Calon ibu/ masa pranikah ibu hamil, ibu bersaliru ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval, menopouse.
b.    Anak
Bayi, balita, masa sekolah.
c.    Keluarga berencana
Nuclear family (suami, istri, anak), extended family (keluarga besarkakek, nenek, dll).
d.   Masyarakat
Masyarakat desa, kelurahan dalam batas wewenang kerja.


3.         Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh Bidan
Rismiantari dan Ambarwati (2011) kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan meliputi :      
a.         Penyuluhan kesehatan.
b.        Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita.
c.         Konsep keluarga berencana.
d.        Imunisasi, gizi, keluarga berencana.
e.         Memberikan pelayanan kesehatan ibu di rumah.
f.         Membina dan membimbing kader dan dukun bayi.
g.        Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
h.        Membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
i.          Melakukan rujukan medik.
j.          Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi.

B.       Konsep Dasar Keluarga
1.         Pengertian
Adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hub`ungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal)- Biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk (Rama,2013).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep.kes.Rl.2003).
Dari kedua batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga ini adalah :
a.         Unit terkecil masyarakat.
b.        Terdiri dari dua orang atau lebih.
c.         Adanya ikatao perkawinan dan pertalian darah.
d.        Hidup dalam satu rumah tangga.
e.         Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
f.         Berinteraksi satu sama lain.
g.        Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing.
h.        Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2.         Struktur Keluarga.
Struktur keluarga ada bermacam-macam menurut Rama (2013) diantaranya adalah :
a.         Patrilineal.
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.        Matrilineal.
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c.         Matrilokal.
Sepasang suami isti yang tinggal bersapakeluarga sedarah istri.
d.        Patrilokal.
Sepasang suami istri yang tinggat bersama keluarga sedarah suami.
e.         Keluarga kawinan.
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga.
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter :
a.       Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b.      Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempumyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3.         Tipe/Bentuk Keluarga
Menurut Rama (2013) :
a.       Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak -anak.
b.      Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.       Keluarga Berantai (Serial fardly) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga Duda/Janda (Sinele Family) adalah keluarga yaog terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yaog perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.       Keluarga Kabitas (Cahabitation) adatah dua orang meqiadi satu tanpa pemikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat. (Rama,2013)
4.         Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a.       Patiakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b.      Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga dalamPihak ibu.
c.       Equailitanan, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.


5.        Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggarnbarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalarn posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga menurut Rama (2013) adalah sebagai berikut :
a.       Peranan Ayah: ayah sebagai kepala ketuarga dari istri dan anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pernberi rasa aman.
b.       Psrailan Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anak, Ibu mernpunyai peranan untuk rnengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
c.       Peranan Anak : anak-anak rnelaksanakan peranan psiko sosial sesuai fungsi tingkat perkembangannya baik fisik mental, sosial dan spiritual.
6.        Fungsi Keluarga
Beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut menurut Notoatmodjo (2007):
a.       Fungsi Biologis
1)      Untuk meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan rnernbesarkan anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi Psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi Sosialisasi
1)      Membina sosialisasi Pada anak.
2)      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3)      Meneruskan nilai budaya keluarga
d.      Fungsi Ekonomi.
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi kebutuhan keluarga.
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e.       Fungsi Pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang.
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Arti lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a.       Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
b.      Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah : Bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c.       Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik.
d.      Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah keluarga menjaga secara instuitif, merasakan pemsaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
e.       Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f.       Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain. Kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan. Mengatur penghasilan tersebut.
g.      Fungsi  Rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekeatif ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
h.      Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus dari berbagai fungsi diatas 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
1)      Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
2)      Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
3)      Asuh adalah menuju kebutuhan pemelihara dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan rnenjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7.        Tahap-Tahap Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall (2008) adalah sebagai berikut:
1)   Tahap Pembentukan Keluarga. Tahap ini dimulai pernikahan yang lanjutkan dalam membentuk rumah tangga.




Download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment