LAPORAN
IRD RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kelompok ini tepat pada waktunya tanpa hambatan yang berarti. Laporan
ini berisi tentang Asuhan Kebidanan
Pada Ny “M" Dengan Preeklampsi Berat Pada Ibu Hamil Di Ruang VK Bersalin
IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Dalam Penyusunan Laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik serta saran yang ersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga
laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya serta pembaca pada umumnya. Dan
semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Mataram, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 2
2.1 Kehamilan ............................................................................................. 2
2.2 Pre-eklamsia Berat................................................................................. 4
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 18
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 19
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
5.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO angka
kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan. Pada tahun 2012 sekitar 358.000 ibu meninggal akibat kompliksi
kehamilan dan kelahiran anak, termasuk pendarahan, infeksi hipertensi dan
aborsi tidak aman. Menurut data WHO sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara berkembang. Resiko kematian ibu di
negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100
kelahiran bayi hidup. Terlebih lagi rendahnya penurunan angka kamatian ibu
global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu
secara bermakna dinegara yang angka kematian ibunya rendah (Sehati, 2009).
SDKI tahun 2012
AKI di Indonesia masih berapa pada angka 3 SG Pe 100.000 kelahiran hidup.
Kejadian kematian ibu terbesar di Indonesia adalah perdarahan (28%), infeksi
(11%), dan eklamsi (24%). Jumlah tersebut terdiri dari ibu nifas normal 1986
(79,63%), ibu nifas dengan mastitis 130 (5,21%), ibu nifas dengan bendungan ASI
128 (5,13%), ibu nifas dengan anemia 122 (4,89%), ibu nifas dengan infeksi luka
jahitan (128 (5,13%) (SDKI, 2012).
Provinsi Jawa
Timur, angka kematian ibu hamil meningkat jika pada tahun 2009 berjumlah 90
kematian per 100.000 kelahiran, maka tahun lalu melesat sampai 101 per 100.000
kelahiran. Menurut sekretaris kesehatan dinas kesehatan Jawa Timur, banyak
faktor penyebab angka kematian ibu hamil di Jawa Timur cukup tinggi berdasarkan
pemantauan dilapangan ibu hamil meninggal lebih banyak dikarenakan kurang paham
dengan dunia medis, bahkan banyak diantara mereka yang lebih memeriksakan
kehamilannya kedukun bayi. Tidak jarang juga ibu hamil yang meninggal
dikarenakan tidak pernah memeriksa kesehatan kandungannya ke dokter secara
teratur sejak dini dan ketika bermasalah baru memeriksakan kehamilannya
kepelayanan kesehatan kebanyakan mereka bermasalah dari masyarakat golongan
miskin dengan tingkat pendidikan rendah (Profil Dinas Penelitian Jawa Timur,
2013).
Pada penelitian
yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo bahwa data PEB di Jawa Timur mencapai 114/100.000 kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.2.1 Depinisi Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang
terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat haid terakhir / masa ovulasi (Prawirohardjo,
2006).
Kehamilan merupakan masa dimulainya
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 200 hari (40 minggu
atau 7 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saefuddin,
2006).
Menurut Sarwono (2007), ditinjau
dari lamanya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kehamilan triwulan pertama (10 – 12 minggu)
2. Kehamilan triwulan kedua (12 – 18 minggu)
3. Kehamilan triwulan ketiga (28 – 40 minggu)
Bila hasil konsepsi dilakukan dari
kovum uteri pada kehamilan 20 minggu disebut abortus (keguguran) bila hal ini
terjadi dibawah 36 minggu disebut partus prematur, kelahiran dari 38 minggu
sampai 40 minggu disebut partus uteri (Sarwono, 2007).
2.2.2 Etiologi Kehamilan
Setiap bulan wanita akan melepaskan
1 atau 2 telur (ovulasi) yang
ditangkap oleh umbal-umbal (fimbriae)
dan masuk ke dalam saluran telur saat pria dan wanita melakukan hubungan
seksual, terjadinya ejekulasi sperma dimana dari saluran reproduksi pria
dilepaskan cairan mani berisi sel-sel sperma kedalam saluran reproduksi wanita
(Heffner, 2008).
Ovum yang telah dibuahi ini segera
membelah diri yang bergerak menuju rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim
selanjutnya bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
sperma, pembuahan,nidasi dan plasenta (Heffner, 2008).
2.2.3 Patofisiologis
Ovulasi
↓
Sperma + ovum
↓
Zigot
↓
Mrulla
↓
Blastula
↓
Trofo blast
↓
Embrio
↓
Fetus (janin)
Keterangan:
Pada saat ovulasi, satu sel sperma
membuahi ovum diampulla tuba fallopi. Dalam perjalanan menuju uterus sel ini
membelah diri menjadi 2, 4 kemudian 8 dan seterusnya, menuju morulla dalam
pertumbuhan selanutnya. Lapisan luar morulla mengeluarkan semacam cairan
disebut blastulla, kemudian dinding sel menjadi trafoblast setelah itu
trofoblast tertanam dalam pertumbuhan selanjutnya menjadi fetus (Johannes,
2009).
2.2.4 Tanda-tanda kehamilan
Ada beberapa tanda-tanda kehamilan.
Berikut ini uraikan tanda-tanda dugaan hamil tanda pasti kehamilan dan tanda
tidak pasti kehamilan.
1. Tanda-tanda dugaan kehamilan
a. Menstruasi terlambat atau tidak menstruasi
b. Merasa mual dan muntah
c. Payudara besar dan tegang
d. Sulit buang air besar
e. Berubah warna kulit pada bagian-bagian tertentu misalnya leher,
muka dan areola mammae
f. Epulsi (pembengkakan pada gusi)
2. Tanda-tanda kehamilan yang tidak pasti
a. Rahim membesar
b. Tes kehamilan positif
3. Tanda-tanda kehamilan yang pasti
a. Terasa ada gerakan janin dalam rahim
b. Terasa ada bagian-bagian janin
c. Terdengar adanya denyut jantung janin
d. Terlihat ada gambaran janin melalui USG
2.2 Pre-Eklamsia Berat
2.2.1 Pre Eklamsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protein
urine dan oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Tanda-tanda pre-emklamsia berat
a. Tekanan darah > 160 mmHg/ diastol 110 mmHg
b. Protein urine > 5 gram
c. Ollgouria (<400 cc/ 24 jam)
d. Oedema paru/ sianosis
e. Adanya gangguan penglihatan, nyeri kepala, nyeri epigustrium
2.2.2 Gambaran klinis pre-eklamsi berat
Biasanya tanda-tanda per-eklamsia
timul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan diikuti oedema
hipertensi dan akhirnya protein urin (Wiknjosastro, 2006.
2.2.3 Patofisiologis
Pada pre-eklamsi berat terjadi
spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biogsi ginjal
ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus, jadi jika semula arteriola dalam
tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik dengan sendirinya. Sebagai
usaha untuk mengtasi kenaikan tekanan darah perifer agar oksigennasi jaringan
dapat dicukupi. (Wikinjosastro, 2006).
2.2.4 Pembagian PEB
Pre-eklamsi berat dibagi menjadi:
a. Pre-eklamsi berat tanpa impending eklamsi dan
b. Pre-eklamsi berat dengan impending edamsia bila pre-eklamsi
berat disertai gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat gangguan usus,
muntah-muntah, nyeri epegastrium, dan kenaikan progresif desakan darah.
2.2.5 Perawatan dan penanganan PEB
Ditinjau dari umur kehamilan dan
perkembangan gejala-gejala pre-eklamsi berat lama perawatan maka perawatan
dibagi menjadi :
A. Perawatan aktif
Perawatan
aktif yaitu kehamilan segera diakhiri/ diterminasi ditambah pengobatan
maksimal.
Sedapat
mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita fetal assesment (HST dan
USG)
Indikasi
1. Ibu
a. Usia kehamilan 37 minggu/ lebih
b. Adanya gejala-gejala impending
Eklampsi kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6
jam pengobatan meditasi menjadi kenaikan desakan darah/ setelah 24 jam
perawatan medisial, ada gejala-gejala status gou
2. Janin
a. Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
b. Adanya gejala IUGR (janin terhambat)
3. Laboratorium
Adanya “Hellp syndrome” (Hemolisis dan peningkatan fungsi
hepat trombosito penia)
Download disini
0 comments:
Post a Comment